REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah Indonesia terus mendorong peningkatan jumlah pengusaha, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), guna mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen. Hal itu disampaikan Deputi Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Noudhy Valdryno, dalam diskusi bertajuk Double Check: Lapangan Kerja, UMKM, dan Kemandirian Ekonomi Indonesia yang digelar di Jakarta, Sabtu (21/6/2025).
“Sebuah negara maju sangat ditentukan oleh kekuatan komponen usaha. Idealnya, kontribusi pengusaha terhadap populasi berada di angka 12–15 persen. Saat ini, Indonesia baru mencapai sekitar 3–3,5 persen,” kata Ryno, sapaan akrabnya, dalam siaran langsung jaringan Gempita Milenial.
Menurut Ryno, strategi Presiden Prabowo Subianto dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan melalui pendekatan yang disebut framework pesawat tempur, yaitu observasi, arahkan, putuskan, dan lakukan.
Di dalam kerangka tersebut, penciptaan dan penguatan sektor UMKM menjadi kunci utama bagi penguatan ekonomi nasional.
Ia menyebut tantangan terbesar dalam peningkatan jumlah pelaku usaha di Indonesia terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM).
“Di negara maju, satu orang SDM berkualitas mampu menciptakan 10 hingga 50 lapangan kerja baru. Efek ganda seperti inilah yang kita butuhkan,” ujarnya.
Ryno juga menekankan pentingnya peran UMKM dalam mewujudkan kemandirian ekonomi nasional. Ia menilai bahwa saat ini semakin banyak lulusan muda yang memilih menciptakan usaha sendiri dibanding menunggu peluang kerja.