REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia mematangkan rencana kerja sama dengan Rusia dalam pengembangan energi nuklir melalui pembangunan Small Modular Reactor (SMR) berkapasitas 500 megawatt. Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto di St. Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025) menyampaikan bahwa kerja sama itu masih berada pada tahap studi kelayakan (feasibility study).
"Kalau nuklir kan kita feasibility study terlebih dahulu. Di dalam RUPTL (Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik, red.), kita memang merencanakan untuk membangun nuklir sampai dengan 500 megawatt," ujar Airlangga.
Menko Airlangga menekankan bahwa studi ini menjadi langkah awal untuk menyiapkan fondasi teknologi dan regulasi dalam mendukung pengembangan energi nuklir yang aman dan berkelanjutan. Disebutkan pula bahwa reaktor modular skala kecil dinilai lebih efisien dan fleksibel jika dibandingkan dengan pembangkit nuklir konvensional.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Putin menyatakan kesiapan negaranya untuk bekerja sama dengan Indonesia di bidang energi nuklir untuk tujuan damai. Kerja sama ini mencakup berbagai sektor seperti kesehatan, pertanian, dan pelatihan sumber daya manusia.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan bilateral dengan Presiden RI Prabowo Subianto di Moskow, Kamis (19/6), yang juga membahas penguatan kemitraan strategis di sektor energi, termasuk energi terbarukan dan teknologi nuklir.
Rusia, dengan pengalaman dan teknologi maju di bidang nuklir sipil, menjadi mitra potensial dalam mendukung upaya Indonesia mencapai bauran energi bersih dan pengurangan emisi karbon secara bertahap.