REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri mengatakan Pertamina terus beradaptasi untuk menjaga operation excellence yang secara konsisten diterapkan di seluruh lini bisnis. Dengan fokus pada peningkatan layanan publik dan menjaga pertumbuhan perusahaan, ucap Simon, Pertamina berhasil mengoptimalkan seluruh proses bisnis sehingga mampu mempertahankan kinerja finansial yang solid.
"Di 2024, Pertamina membukukan pendapatan sebesar 75,33 miliar dolar AS atau setara Rp 1.194 triliun dan laba bersih konsolidasi sebesar 3,13 miliar dolar AS atau sekitar Rp 45,9 triliun," ujar Simon dalam konferensi pers capaian kinerja Pertamina 2024 di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Simon menyampaikan kontribusi berbagai program efisiensi dan optimalisasi kinerja memberikan dampak signifikan bagi bottom line perusahaan. Simon menegaskan komitmen Pertamina dalam memperkuat kinerja dan menghadirkan solusi energi yang berkelanjutan.
"Kami optimistis dengan peluang dan potensi yang dimiliki, Pertamina akan mampu mengakselerasi pencapaian target perusahaan dan berkontribusi dalam ketahanan energi nasional," ucap Simon.
Simon menambahkan Pertamina juga terus memastikan transisi perusahaan menuju net zero emission. Pertamina, lanjut Simon, meningkatkan kapasitas pembangkit rendah karbon hingga sebesar 2.502 MW.
Simon menyampaikan Pertamina pun terus meningkat produksi biofuel B35, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Pertamax Green 95 dan proyek Used Cooking Oil (UCO) untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF). Dalam upaya dekarbonisasi dan mendukung pencapaian target net zero emission di 2024, Pertamina berhasil menurunkan emisi sebesar 1,7 juta ton Co2 ekuivalen dan meraih posisi ketiga di dunia dalam ESG rating untuk subindustri migas terintegrasi.
"Tentunya di 2025, kami akan terus meningkatkan kinerja ESG tidak hanya sebagai kewajiban, tetapi sebagai komitmen untuk keberlanjutan bisnis perusahaan," kata Simon.