Kamis 15 May 2025 18:57 WIB

Menperin Ungkap Alasan Pentingnya Industri Petrokimia

Industri petrokimia jadi bahan baku utama produksi manufaktur

Rep: Frederikus Bata/ Red: Intan Pratiwi
Ketua Pelaksana Rapimnas dan Munas XI Partai Golkar Bambang Soesatyo, Calon Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Plt Ketua Umum Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (dari kiri) saat menghadiri pembukaan munas XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Partai Golkar menggelar Munas XI dengan agenda salah satunya yaitu pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar Periode 2024-2029.
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Pelaksana Rapimnas dan Munas XI Partai Golkar Bambang Soesatyo, Calon Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia dan Plt Ketua Umum Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (dari kiri) saat menghadiri pembukaan munas XI Partai Golkar di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (20/8/2024). Partai Golkar menggelar Munas XI dengan agenda salah satunya yaitu pemilihan Ketua Umum DPP Partai Golkar Periode 2024-2029.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bertekad untuk terus memacu pembangunan industri petrokimia. Ini dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar domestik yang semakin meningkat.

Produk dari industri petrokimia digunakan oleh banyak sektor manufaktur lainnya sebagai bahan baku dalam proses produksi mereka. Itu antara lain di industri plastik, tekstil, karet sintetis, kosmetik, bahan pembersih, dan farmasi.

"Sektor petrokimia itu merupakan mother of industry. Artinya, industri petrokimia sebagai pilar utama dalam pengembangan berbagai industri turunan di Indonesia. Dengan membangun industri petrokimia, akan ikut memperkuat dan memperdalam struktur manufaktur di Indonesia sehingga bisa lebih berdaya saing,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan resminya di Jakarta, dikutip Kamis (15/5/2025).

Salah satu langkah strategis yang dipacu oleh Kemenperin, yakni mendukung pembangunan refinery (kilang minyak) untuk penguatan hulu di sektor petrokimia karena mengoptimalkan produksi nafta yang menjadi kebutuhan bahan baku bagi sejumlah sektor industri. Pembangunan kilang minyak ini dapat mendukung kebijakan substitusi impor, sekaligus berdampak positif pada penguatan nilai tambah dan investasi, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja.

"Pembangunan refinery ini selain untuk mewujudkan visi pemerintah dalam upaya mempercepat program hilirisasi, juga menjadi game changer dalam mendorong pertumbuhan industri petrokimia di Indonesia,” ungkap Menperin Agus.

Guna menopang pembangunan industri petrokimia, Kemenperin turut berperan aktif dalam penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap kerja. Hal ini direalisasikan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) yang memiliki unit pendidikan vokasi khusus bidang petrokimia, yakni Politeknik Industri Petrokimia Banten. Pada Mei 2025 ini, Politeknik Industri Petrokimia Banten kembali menjalin kerja sama dengan Chandra Asri Group dalam rangka peningkatan kompetensi SDM industri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement