Selasa 17 Jun 2025 11:08 WIB

Danantara-INA Investasi Rp 13 Triliun di Pabrik Petrokimia Chandra Asri

Investasi jumbo ini perkuat rantai pasok bahan baku industri nasional.

Kantor Danantara yang berlokasi di Sentra Mandiri, Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Kantor Danantara yang berlokasi di Sentra Mandiri, Jakarta, Selasa (19/11/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BPI Daya Anagata Nusantara (Danantara), Indonesia Investment Authority (INA), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (Chandra Asri Group) bekerja sama untuk mendukung pengembangan pabrik chlor alkali – ethylene dichloride (CA-EDC). Danantara berinvestasi mencapai 800 juta dolar AS atau Rp13 triliun (kurs Rp16.289). 

Kemitraan ini dikukuhkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang mencerminkan komitmen bersama para pihak untuk memperkuat ketahanan industri Indonesia, mengurangi ketergantungan impor terhadap bahan baku kimia hulu, serta mendorong agenda hilirisasi sebagai bagian dari transformasi ekonomi jangka panjang.

Baca Juga

Presiden Direktur Chandra Asri Group Erwin Ciputra di Jakarta, Selasa menyatakan proyek ini merupakan langkah penting bagi pihaknya untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan industri nasional dan memperkuat perekonomian Indonesia.

Masuknya Danantara Indonesia dan INA mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi pertumbuhan industri kimia di Tanah Air.

"Melalui kolaborasi ini kami membangun fondasi yang kuat untuk mendorong pengembangan industri yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi nasional,” kata dia.

Lebih lanjut, produksi ethylene dichloride dari pabrik ini akan diekspor dan berpotensi menghasilkan devisa hingga Rp5 triliun per tahun. Pabrik ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor soda kaustik dengan proyeksi penghematan hingga Rp4,9 triliun setiap tahunnya.

Selain memberikan manfaat ekonomi, Pabrik CA-EDC juga akan mendukung produksi berbagai bahan baku penting di dalam negeri yang dibutuhkan oleh industri seperti pengolahan air, pembuatan sabun dan deterjen, pemurnian alumina, dan pengolahan nikel.

Dengan memperkuat rantai pasok lokal dan memperluas kapasitas ekspor, inisiatif ini turut mendukung industrialisasi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.

Selain itu, menurut dia, kemitraan ini mencerminkan model baru dalam pengelolaan aset publik yang bersifat strategis, kolaboratif, dan berorientasi pada hasil. Danantara Indonesia tetap berkomitmen untuk mendorong kemitraan serupa yang memberikan dampak sistemik dan mempercepat tercapainya tujuan ekonomi jangka panjang.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia Pandu Sjahrir menekankan pentingnya kemitraan ini secara strategis serta kesesuaiannya dengan prioritas pembangunan nasional.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement