Selasa 06 May 2025 10:22 WIB

Kenaikan Produksi Pertanian Disebut Jadi Penopang Ekonomi Nasional

Produksi padi pada Triwulan I 2025 tumbuh sebesar 51,45 persen

Rep: Frederikus Bata/ Red: Intan Pratiwi
Produksi beras nasional pada semester I tahun 2025 melonjak 11,17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Foto: kementan
Produksi beras nasional pada semester I tahun 2025 melonjak 11,17 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan kenaikan produksi di sektor pangan, dorong pertumbuhan ekonomi nasional. Teranyar, laporan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mencatat adanya peningkatan signifikan dalam aktivitas produksi pertanian pada Triwulan I 2025, terutama pada komoditas padi dan jagung.

Berdasarkan data BPS, produksi padi pada Triwulan I 2025 tumbuh sebesar 51,45 persen. Sementara produksi jagung meningkat 39,02 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Amran menegaskan, fakta tersebut berkat kerja keras petani, dukungan pemerintah, serta adanya momentum panen raya.

“Lonjakan ini sangat luar biasa. Ini menunjukkan bahwa kerja keras petani, dukungan penuh dari pemerintah, serta momentum panen raya benar-benar mendorong lompatan besar di sektor pangan,” ujar Mentan, dalam konferensi pers di kantornya, di Jakarta, Senin (5/5/2025).

Ia menerangkan, capaian ini diperkuat dengan rekor tertinggi cadangan beras pemerintah (CBP) dalam 57 tahun terakhir. Stok beras di gudang Bulog tercatat mencapai 3,5 juta ton. Amran menyebut pencapaian ini sebagai tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional.

Pertumbuhan tinggi di sektor produksi ini mendorong sektor pertanian menjadi lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi pada Triwulan I 2025, yakni sebesar 10,52 persen (year-on-year). Angka ini melampaui pertumbuhan sektor-sektor lain seperti perdagangan dan industri pengolahan.

Subsektor tanaman pangan mencatat pertumbuhan sebesar 42,26 persen, ditopang oleh panen raya padi dan jagung. Sementara itu, meningkatnya permintaan domestik terhadap daging dan telur selama Ramadan dan Idulfitri juga mendorong subsektor peternakan tumbuh 8,83 persen.

“Jika sektor pangan terganggu, maka sektor-sektor lainnya pun akan terdampak. Namun saat ini, justru pangan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Amran, tertulis dalam keterangan resmi Kementan, dikutip Selasa (6/5/2025).

Kementerian Pertanian juga mencatat kinerja positif dalam serapan beras oleh Bulog. Sepanjang April 2025, Bulog telah menyerap 1,06 juta ton beras, sehingga total serapan dari Januari hingga awal Mei 2025 mencapai 1,8 juta ton. Seluruhnya berasal dari hasil produksi petani lokal dan tidak bersumber dari impor beras medium. Tingginya angka serapan bahkan melampaui rata-rata tahunan Bulog dalam 57 tahun terakhir, hingga mendorong kebutuhan akan tambahan gudang berkapasitas 1,1 juta ton.

Selain menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi, sektor pertanian juga tercatat sebagai penyerap tenaga kerja terbesar. Menurut BPS, sektor ini menyerap 28,54 persen dari total tenaga kerja nasional yang mencapai 145,77 juta orang. Selama periode Februari 2024 hingga Februari 2025, lapangan usaha pertanian mencatat peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 890 ribu orang. Bahkan dalam periode Agustus 2024 hingga Februari 2025, pertanian menjadi sektor dengan peningkatan tenaga kerja tertinggi, yakni 850 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement