REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti memperkirakan nilai transaksi untuk sektor ritel di Indonesia akan mengalami penurunan akibat perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini.
“Nilai transaksi ritel diperkirakan menurun 5 hingga 8 persen, tapi itu semua dikarenakan kecenderungan konsumen untuk memilih produk sejenis dengan harga terjangkau, adanya pergeseran pola belanja, hingga mengutamakan perjalanan dan pengalaman belanja langsung,” kata Wamendag Roro di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Oleh karena itu, Roro mendorong para pelaku usaha ritel di Indonesia untuk terus adaptif dengan perubahan pola konsumen, bersama dengan cepatnya perkembangan teknologi saat ini. “Offline experience masih relevan dengan teknologi yang terus berkembang. Sehingga, penting untuk adaptif dan memberikan pengalaman yang menyenangkan untuk meningkatkan daya tarik masyarakat berbelanja,” ujar dia.
Lebih lanjut, Wamendag mengatakan sektor ritel masih memiliki peluang besar seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif cukup stabil serta populasi yang didominasi oleh generasi muda dan usia produktif.
“Sektor ritel di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dengan populasi yang besar 284 juta jiwa, dan bonus demografi yang membuat mayoritas penduduk kita ada di usia produktif,” kata Roro.
“Ini adalah market dalam negeri yang mendorong pelaku usaha untuk mencari langkah yang harus ditempuh untuk kemudian kita berjalan dengan pasar yang ada. Apalagi market ini, mereka melek teknologi, sehingga sektor ritel juga harus terus berkembang,” imbuhnya.
Wamendag juga mengatakan, indeks penjualan riil Indonesia menunjukkan tren positif pada 2024, meskipun sempat mengalami fluktuasi yang mencerminkan sektor ritel nasional di tengah ketidakpastian ekonomi global.
“Saya kira itu normal untuk mengalami up and down, tapi secara trennya cukup positif dan peningkatan terjadi di momen-momen strategis seperti akhir tahun dan hari-hari besar keagamaan yang menjadi momentum sektor ritel,” kata Roro.
Selain itu, Roro menilai sektor ini juga berperan dalam membuka lapangan pekerjaan yang luas dan mendorong inovasi terus-menerus serta berdampak luas. “Multiplier effect ini perlu diperhatikan karena menjadi kekuatan kita,” ujarnya.