REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi menganggap pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi peningkatan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China.
“China mengeluarkan peringatan keras kepada negara-negara yang mempertimbangkan perjanjian perdagangan dengan AS yang dapat merugikan kepentingan China,” ucapnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (22/4/2025).
Kementerian Perdagangan China disebut menyatakan AS menggunakan tarif dan sanksi moneter untuk memaksa negara-negara membatasi perdagangan mereka dengan Negeri Tirai Bambu. China menilai tekanan dari AS tersebut merugikan kepentingannya, sehingga akan mendorong tindakan balasan.
“Peringatan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan dalam konflik perdagangan China-AS yang sedang berlangsung, yang telah menyebabkan AS mengenakan tarif hingga 145 persen pada barang-barang China, yang menyebabkan China mengenakan bea masuk balasan (sebesar 125 persen),” ujar Ibrahim.
Di sisi lain, pasar khawatir terhadap kebijakan moneter AS pascaPresiden Donald Trump berencana merombak Federal Reserve (The Fed) dan memecat Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell. Hal ini disebabkan keinginan Trump untuk menurunkan suku bunga dengan mengatakan ekonomi AS dapat melambat apabila The Fed tak segera memangkas suku bunga.
Adapun Powell sendiri menilai Bank Sentral AS tak ada kecenderungan untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat dengan alasan kemungkinan tekanan inflasi dan ketidakpastian ekonomi yang berasal dari kebijakan tarif AS.
“Perkembangan ini telah memicu kekhawatiran tentang independensi Fed, yang mengirimkan riak ke pasar keuangan,” kata dia.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini di Jakarta melemah sebesar 53 poin atau 0,32 persen menjadi Rp 16.860 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.807 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa sore juga melemah ke level Rp 16.862 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp 16.808 per dolar AS.