Jumat 18 Apr 2025 19:40 WIB

DEN: Pemerintah Siapkan Paket Deregulasi Antisipasi Imbas Tarif AS

Mari berharap paket ini mampu mengurangi beban regulasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menghadapi dampak tarif impor Amerika Serikat (AS). (ilustrasi)
Foto: Republika
Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menghadapi dampak tarif impor Amerika Serikat (AS). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk menghadapi dampak tarif impor Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian global akibat perang dagang. Mari menyebut fokus utama pemerintah ialah peningkatan efisiensi dan daya saing produk dalam negeri.  

"Yang paling baik bagi kita dalam menghadapi ketidakpastian global dan perang dagang adalah fokus meningkatkan efisiensi dan daya saing produk Indonesia," ujar Mari dalam konferensi pers virtual dari AS bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-AS pada Jumat (18/4/2025).

 

Mari menyampaikan salah satu upaya konkret pemerintah adalah rencana peluncuran paket deregulasi komprehensif yang menyasar sektor-sektor terdampak seperti industri padat karya dan perikanan. Mari berharap paket ini mampu mengurangi beban regulasi dan mendukung dunia usaha agar tetap kompetitif. 

 

"Pak Menko Airlangga tadi menyampaikan akan ada paket deregulasi yang komprehensif untuk beberapa sektor yang akan terkena dampak perang dagang," sambung Mari. 

 

Mari menyampaikan hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan ekonomi biaya tinggi yang menghambat investasi dan usaha lokal. Menurut Mari, langkah tersebut penting dalam menjaga iklim usaha yang sehat di tengah tekanan eksternal. "Itu saya rasa satu langkah yang kita harapkan akan meningkatkan daya saing kita," ucap Mari. 

 

Dalam jangka menengah, sambung Mari, pemerintah juga menyoroti potensi dampak perang dagang dan tarif AS terhadap pembangunan infrastruktur hingga perbaikan logistik nasional. Mari menginginkan peningkatan kapasitas dan keterampilan SDM juga krusial untuk keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional. 

 

"Jadi meningkatkan kapasitas dan skill SDM kita dan tentunya juga terkait dengan inovasi dan teknologi," lanjut Mari. 

 

Selain itu, Mari menginginkan pemerintah telah membentuk satuan tugas (Satgas) Tenaga Kerja dan PHK. Mari menyampaikan hal ini merupakan langkah antisipatif dalam menghadapi potensi peningkatan pengangguran akibat eskalasi perang tarif global.

 

"Ini untuk mengantisipasi jika ada dampak dari perang tarif," kata Mari. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement