REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia terus melakukan upaya diplomasi ekonomi guna menurunkan tarif impor Amerika Serikat terhadap produk-produk Indonesia. Delegasi yang dipimpin oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah mengadakan pertemuan dengan berbagai pejabat tinggi AS di Washington.
"Hari ini saya didampingi Pak Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Ibu Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Pangestu, kami telah bertemu dengan USTR Jamieson Greer," ujar Airlangga dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Terkini Negosiasi dan Diplomasi Perdagangan Indonesia-AS di Jakarta, Jumat (18/4/2025).
Airlangga menyampaikan langkah negosiasi ini dilakukan secara paralel oleh berbagai pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Luar Negeri Sugiono yang telah bertemu mitranya dari AS, Marco Rubio. Airlangga menilai respons dari pihak AS sejauh ini cukup positif dan cepat dalam menanggapi ajakan dialog ekonomi.
"Indonesia merupakan salah satu negara yang diterima lebih awal. Jadi ada beberapa negara lain yang sudah juga berbicara dengan pemerintah AS, antara lain Vietnam, Jepang, dan Itali," ucap Airlangga.
Dalam pembicaraan yang berlangsung hangat dan konstruktif, ucap Airlangga, Indonesia mengusulkan peningkatan impor energi dari AS, seperti LPG, crude oil, dan gasoline, sebagai bagian dari keseimbangan dagang. Selain itu, pembelian produk agrikultur seperti gandum, kedelai, dan susu kedelai juga menjadi poin diskusi.
"Indonesia akan terus mendorong hubungan dagang yang adil dan berimbang dengan Amerika Serikat," sambung Airlangga.
Airlangga mengatakan pemerintah juga menyampaikan kesiapan memfasilitasi investasi dan operasi perusahaan-perusahaan AS di Indonesia dengan dukungan perizinan dan insentif. Termasuk di dalamnya adalah kerja sama dalam sektor mineral strategis serta pelonggaran prosedur impor produk hortikultura dari AS.
"Kami dorong investasi dilakukan secara business to business, untuk memastikan keberlanjutan dan dampak ekonomi yang nyata," lanjut dia.
Tak hanya di sektor perdagangan, lanjut Airlangga, Indonesia juga menyoroti pentingnya kolaborasi dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan, teknologi, dan ekonomi digital. Airlangga berharap juga kerja sama berbagai sektor lainnya yang bisa lebih saling menguntungkan.
"Indonesia juga mendorong pentingnya perkuatan kerja sama di sektor pengembangan SDM, antara lain untuk sektor pendidikan, sains, teknologi, engineering, matematika, ekonomi digital, serta mengangkat terkait dengan financial services yang lebih cenderung untuk menguntungkan AS," kata Airlangga.