REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Makroekonomi dan Keuangan, Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Abdul Manap Pulungan menyampaikan perubahan perilaku investor pasar saham global akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Manap menyebut terjadi pergeseran aliran modal investor dari pasar saham ke obligasi dan emas sebagai safe haven.
"Ada fenomena investor pasar saham di negara-negara maju bergerak ke pasar obligasi negara maju, serta masuk ke emas," ujar Manap dalam diskusi publik Indef bertajuk "Perang Dagang dan Guncangan Pasar Keuangan" di Jakarta, Kamis (17/4/2025).
Manap menjelaskan, kebijakan kontroversial Donald Trump setelah terpilih kembali memicu ketidakpastian global. Berbeda dengan 2019 yang hanya menyasar Cina, Manap menyebut kebijakan Trump kini berdampak luas ke seluruh dunia.
"Perbedaannya pada 2019, kebijakan Trump itu sasarannya cuma Cina, tapi kebijakan Trump pada tahun ini dampaknya ke seluruh negara, tidak pilih-pilih," ucap Manap.
Manap menyampaikan kekhawatiran investor tercermin dari kenaikan Fear Index yang melampaui ambang batas 30 sejak Maret 2025. Manap menyebut banyak bank sentral dunia juga beralih ke emas untuk menghadapi inflasi.
"Ini bukan saja investor, bank-bank sentral di dunia semakin mengakumulasi emas karena dinilai lebih likuid dan lebih tahan terhadap inflasi," lanjut Manap.
Manap menambahkan, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menunjukkan kerentanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak global. Meski sempat naik ke level 6.000 pada 11 April, Manap mengatakan, IHSG sempat terjun ke 5.596 di awal bulan.
"Pergerakan IHSG ini menggambarkan tingkat kepercayaan investor terhadap ekonomi di Indonesia," sambung Mabap.
Menurut Manap, xepresiasi rupiah dan penurunan rating utang korporasi turut memperburuk situasi. Manap memperingatkan gejolak global dapat membebani kemampuan pembayaran utang luar negeri.
"Ketika terjadi gejolak global, itu akan mempengaruhi kemampuan perbankan menyicil bunga pokok dan bunga utang luar negeri yang bernominasi valas," kata Manap.