Jumat 04 Apr 2025 18:43 WIB

Perang Tarif Trump, Banggar DPR Sarankan RI Dorong WTO Sehatkan Perdagangan Internasional

Trump terapkan tarif impor cukup tinggi untuk sejumlah negara.

Presiden Donald Trump berbicara dalam acara pengumuman tarif baru di Rose Garden Gedung Putih, Rabu, 2 April 2025, di Washington. (
Foto: AP Photo/Evan Vucci
Presiden Donald Trump berbicara dalam acara pengumuman tarif baru di Rose Garden Gedung Putih, Rabu, 2 April 2025, di Washington. (

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Dunia kembali dihadapkan awan kelabu, perekonomian global terdistorsi, karena kebijakan pengenaan tarif dari berbagai negara, yang dimulai dari perang tarif Amerika Serikat dan China di babak kedua, setelah babak pertama pada 2018.

Padahal, menurut Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah, perekonomian global dua tahun ini cukup recovery pascapandemi Covid-19 dan perang antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga

Namun sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, kata Said, pada periode keduanya pada November 2024 lalu, telah membawa Amerikat Serikat sebagai kekuatan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar dunia, sebesar 27,7 triliun USD ke medan peperangan perdagangan, terutama dengan adidaya baru Tiongkok dengan PDB sebesar 17,7 triliun USD.

Said menjelaskan, Presiden Trump juga membawa Amerika Serikat “memusuhi” tetangganya, seperti Kanada dan Meksiko dalam babak perang dagang baru. Situasi ini tentu membuat masa depan perekonomian global akan lebih suram.

Dengan mencermati pernyataan Presiden Trump di berbagai media global, dia cenderung menentang perdagangan bebas, menggunakan kebijakan tarif untuk mendorong peningkatan penerimaan pajak, dan upaya untuk memperkecil gap nilai barang ekspor dan impornya.

“Amerika Serikat yang dulunya penganjur perdagangan bebas kini berbalik arah, menuju proteksionis,” kata Said dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (4/4/2025).

Padahal, menurut Said, mereka harusnya bisa belajar atas McKinley Tariff di era Presiden William Mc Kinley pada 1843. Dan kebijakan McKinley tariff tersebut ikut memberi kontribusi long depression global di 1873 hingga 1896

“Langkah sepihak Amerika Serikat ini kita khawatirkan membawa petaka global seperti era Mckinley,” ujar Said.

Apalagi negara negara dengan kekuatan ekonomi besar seperti Uni Eropa, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko memberikan balasan serupa. Terbaru, Trump juga mengenakan tarif atas barang barang ekspor Indonesia ke Amerika Serikat sebesar 32 persen.

“Di dalam negeri, kita juga mengadapi situasi ekonomi yang tidak mudah, seperti penurunan daya beli, serta kondisi pasar saham dan keuangan yang sangat volatile,” kata dia.

BACA JUGA: Viral Perempuan Pukul Askar di Area Masjid Nabawi Madinah, Ini Tanggapan Arab Saudi

 

photo
Infografis kebijakan tarif impor dari Presiden AS Donald Trump. - (Infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement