REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) yang akan berstatus Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan China State Construction Engineering Corporation (CSCEC). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kerja sama ini bertujuan memperkuat implementasi program Two Countries Twin Park (TCTP) antara Indonesia dan China.
"Kerja sama ini merupakan bagian dari transformasi ekonomi Indonesia menuju negara industri berbasis hilirisasi dan teknologi tinggi," ujar Airlangga saat menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman antara KEK Industropolis Batang dan CSCEC di KEK Industropolis Batang, Jawa Tengah, Kamis (20/3/2025).
Airlangga menyampaikan TCTP bukan hanya tentang investasi, tetapi juga tentang integrasi rantai pasok, alih teknologi, serta peningkatan kapasitas industri nasional agar lebih kompetitif di pasar global. Dengan adanya TCTP, lanjut Airlangga, Indonesia semakin terkoneksi dengan jaringan industri China, memungkinkan perusahaan lokal untuk memperluas pasar dan meningkatkan daya saing.
"MoU ini menjadi batu loncatan bagi KEK Industropolis Batang dalam mengukuhkan posisinya sebagai pusat manufaktur dan inovasi di Asia Tenggara," kata Airlangga.
Direktur Utama KITB Ngurah Wirawan mengatakan penandatanganan ini menandai langkah strategis dalam mempercepat arus investasi, khususnya dari Cina, dengan menghadirkan ekosistem industri modern yang berdaya saing tinggi. Ngurah menyampaikan TCTP merupakan program kerja sama bilateral yang telah dimulai sejak 2021, dengan tujuan menciptakan keseimbangan investasi antara Indonesia dan Tiongkok melalui pembangunan kawasan industri yang terintegrasi.
"Dengan MoU ini, KEK Industropolis Batang akan berkolaborasi dengan CSCEC dalam perencanaan, pengembangan, dan pemasaran kawasan, serta mempercepat akuisisi tenant strategis dalam rantai pasok industri global," ujar Ngurah.
Ngurah menyampaikan kolaborasi ini tidak hanya mempercepat pembangunan infrastruktur, tetapi juga menghadirkan standar industri bertaraf internasional. Ngurah meyakini kemitraan dengan CSCEC akan memberikan dampak signifikan bagi pengembangan KEK Industropolis Batang. "Dengan infrastruktur yang lebih baik, ekosistem industri yang matang, serta skema investasi yang menarik, kami optimistis kawasan ini akan menjadi destinasi utama bagi investor global," lanjut Ngurah.
Ngurah memproyeksikan investasi dari program ini mencapai Rp 60 triliun, dengan pengembangan kawasan seluas 500 hektare. Ngurah berharap setiap satu hektare lahan industri dapat menciptakan 50 hingga 60 lapangan kerja. "Sehingga secara keseluruhan berpotensi membuka lebih dari 10 ribu peluang kerja baru bagi tenaga kerja Indonesia," kata Ngurah.