REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini melemah 147,80 poin (-2,24 persen) ke level 6.458,37. Pelemahan ini sejalan dengan aksi jual asing yang masih berlanjut di saham-saham perbankan besar.
"IHSG hari ini berpotensi koreksi kembali karena asing masih net sell di big banks, setelah kemarin proyeksi kita tepat IHSG teknikal rebound dulu," kata CFP Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman, Kamis (27/2/2025)
Diketahui, saham perbankan pelat merah mengalami tekanan signifikan pada perdagangan hari ini. BBNI (Bank Negara Indonesia) turun 2,99 persen ke level 4.220, sementara BBRI (Bank Rakyat Indonesia) merosot 5,24 persen ke posisi 3.620, dan BMRI (Bank Mandiri) anjlok 4,27 persen ke harga 4.710. Penurunan ini menunjukkan tekanan jual yang cukup besar terhadap sektor perbankan, terutama dari investor asing.
Aksi jual ini dipengaruhi oleh keluarnya dana asing dari saham-saham perbankan utama. "IHSG kemarin ditutup naik 0,29 persen, tapi masih disertai dengan net sell asing ~684 miliar. Saham yang paling banyak dijual asing adalah BBCA, BMRI, AMRT, BBRI, dan ICBP," kata Fanny Suherman.
Tekanan terhadap IHSG terjadi di tengah keluarnya modal asing secara besar-besaran. Investor tengah mencermati perkembangan ekonomi domestik, termasuk data inflasi Januari yang akan segera dirilis.
Selain itu, kebijakan suku bunga Bank Indonesia (BI) serta stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi perhatian utama pasar. Jika tekanan ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG masih berpotensi terkoreksi lebih dalam dalam waktu dekat.
Secara teknikal, IHSG saat ini berada di area support 6.450-6.550, dengan resistance di 6.630-6.720. Jika tekanan jual asing terus berlanjut, IHSG bisa kembali melemah.