Rabu 19 Feb 2025 19:35 WIB

Bos Freeport Tampik Isu Smelter Sengaja Dibakar demi Ekspor Konsentrat, Ini Bantahannya

Tony menegaskan dalam insiden itu tak ada unsur kesengajaan seperti yang ditudingkan.

Presdir PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengunjungi area refinery smelter yang tengah menjalani proses commissioning mesin persiapan anoda.
Foto: PT Freeport Indonesia
Presdir PT Freeport Indonesia Tony Wenas mengunjungi area refinery smelter yang tengah menjalani proses commissioning mesin persiapan anoda.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas membantah tudingan adanya unsur kesengajaan terkait kebakaran smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur. Ia menjelaskan bahwa kebakaran tersebut disebabkan oleh hal teknis. 

“Tidak ada di perusahaan kami atau di masyarakat Gresik atau siapa pun yang punya kepentingan supaya itu terbakar. Karena tidak ada untungnya juga kalau itu terbakar," ucap Tony dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR di Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Baca Juga

Tony meluruskan bahwa penyebab kebakaran smelter tersebut adalah perihal teknis. Kebakaran smelter di Gresik diakibatkan oleh adanya aliran oksigen yang berlebihan. Oksigen tersebut lalu mengalir ke satu panel listrik yang memang kebetulan terjadi kebocoran.

"Kemudian menimbulkan panas, yang akhirnya panas itu menyumbat, dan akhirnya menjadi terbakar. Kemudian, terjadi ledakan," tutur Tony menjelaskan.

Keterangan terkait penyebab kebakaran smelter tersebut, kata dia, merupakan hasil audit internal dan pihak adjuster-nya asuransi. Selain itu, alasan tersebut juga sesuai dengan temuan Bareskrim Polri.

Oleh karena itu, Tony menegaskan dalam insiden itu tidak ada unsur kesengajaan seperti yang ditudingkan berbagai pihak, termasuk beberapa anggota Komisi XII DPR RI. Adapun kebakaran smelter yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated and Industrial Port Estate atau KEK JIIPE, Manyar, Gresik, Jawa Timur itu terjadi pada Oktober 2024.

Insiden tersebut menyebabkan Freeport belum bisa melakukan produksi lantaran operasional milik Freeport di Gresik terhenti sementara waktu. Hal tersebutlah yang melandasi Freeport mengajukan perpanjangan ekspor ke pemerintah.

Dalam kesempatan tersebut, Tony sekaligus membantah tudingan sengaja membakar smelter agar mendapat perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga. Dia menyampaikan ingin memperpanjang izin ekspor konsentrat karena fasilitas smelter belum bisa beroperasi maksimal.

Kendala itu menyebabkan konsentrat tembaga menumpuk di gudang dan tidak bisa diolah di dalam negeri. Selain itu, pasar untuk di Indonesia juga masih minim. Tony mengatakan bahwa lebih untung menjual konsentrat ke dalam negeri karena harganya yang sama dengan ekspor.

"Jadi dengan kata lain, (tidak benar) modusnya atau motifnya untuk kemudian kami bakar sendiri supaya kami boleh ekspor. Tidak ada untungnya kami ekspor. Kalau di dalam negeri ada smelter-nya lebih bagus diproses di dalam negeri. Lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik bagi bangsa ini," kata Tony.

Sebelumnya, Tony menyampaikan hasil investigasi ihwal kebakaran smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, menyatakan tidak diakibatkan oleh kelalaian atau kesalahan dari pekerja. Kebakaran smelter itu pun dikategorikan sebagai kondisi kahar.

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement