REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan investasi dalam lima tahun ke depan dapat tumbuh hingga 15 persen setiap tahunnya. Target itu diharapkan dapat membawa pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai sasaran hingga 8 persen.
“Rata-rata pertumbuhan investasi pada 2025—2029 sebesar 15,67 persen per tahun,” isi paparan Rosan yang disampaikan dalam acara New Insight on the Business Environment in Indonesia’s Exploring the World Bank’s Business Ready Report di kawasan Jakarta Selatan, Senin (10/2/2025).
Perinciannya, target jumlah investasi pada 2025 adalah sebesar Rp 1.905,6 triliun atau 119,1 miliar dolar AS, dengan capaian pertumbuhan ekonomi 5,3 persen. Adapun target pada 2026, investasi bisa diraih mencapai Rp 2.175,26 triliun atau 136 miliar dolar AS, dengan capaian pertumbuhan ekonomi 6,3 persen.
Pertumbuhan investasi diharapkan bisa meningkat pada 2027 mencapai hingga Rp 2.567,47 triliun atau 160,5 miliar dolar AS, dengan target pertumbuhan ekonomi 7,5 persen. Pada 2028, target investasi sebesar Rp 2.969,64 triliun atau 185,6 miliar dolar AS, dengan capaian pertumbuhan ekonomi 7,7 persen. Lantas pada 2029 ditargetkan angka investasi bisa tembus hingga Rp 3.414,82 triliun atau 213,4 miliar dolar AS dengan capaian pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Tahun lalu (2024) kita bisa mencapai investasi dengan total 114,3 miliar dolar AS atau setara Rp 1.714 triliun. Ini 103,9 persen dari target yang ditetapkan Presiden di tahun 2024,” tuturnya.
Rosan mengungkapkan sektor yang sangat potensial untuk mendongkrak angka penanaman modal di Indonesia, yakni sektor hilirisasi. Ia meyakini sektor tersebut bisa memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mencapai target.
“Tahun lalu kita menghitung kontribusi investasi dari hilirisasi mencapai 28,8 persen, dan kita meyakini kontribusi dari industri ini bisa naik hingga 30 persen dalam lima tahun ke depan,” jelasnya.