Sabtu 16 Aug 2025 09:52 WIB

AS Bidik Industri Semikonduktor RI, Pemerintah Genjot Hilirisasi

Industri ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Satria K Yudha
Pengunjung melihat prototipe teknologi kesehatan untuk terapi kanker tulang dalam pameran Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025). Pameran tersebut menampilkan berbagai capain hasil riset dan terobosan dari ilmuwan, perguruan tinggi dan lembaga nasional di delapan sektor prioritas antara lain energi, pertahanan, digitalisasi (kecerdasan buatan dan semikonduktor), hilirisasi, kesehatan, pangan, maritim, serta material dan manufaktur maju sebagai penguatan sains, teknologi serta industri di Indonesia.
Foto: ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Pengunjung melihat prototipe teknologi kesehatan untuk terapi kanker tulang dalam pameran Konvensi Sains Teknologi dan Industri Indonesia (KSTI) 2025 di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025). Pameran tersebut menampilkan berbagai capain hasil riset dan terobosan dari ilmuwan, perguruan tinggi dan lembaga nasional di delapan sektor prioritas antara lain energi, pertahanan, digitalisasi (kecerdasan buatan dan semikonduktor), hilirisasi, kesehatan, pangan, maritim, serta material dan manufaktur maju sebagai penguatan sains, teknologi serta industri di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut minat investor Amerika Serikat terhadap industri semikonduktor di Indonesia semakin besar setelah adanya kepastian kerja sama perdagangan.

“Dengan ditandatanganinya perjanjian perdagangan, Amerika sudah mulai tertarik untuk mendorong pengembangan semikonduktor di Indonesia. Saat ini, ekosistemnya tengah dipersiapkan,” kata Airlangga dalam Konferensi Pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 di Kantor DJP, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

Baca Juga

Airlangga menekankan, pengembangan industri ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global. Untuk itu, pemerintah mendorong hilirisasi sumber daya alam seperti nikel dan bauksit guna meningkatkan nilai tambah sekaligus membuka lapangan kerja.

Ia menegaskan hilirisasi tetap menjadi strategi utama pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Selain itu, diversifikasi pasar ekspor dan mitra dagang juga dipercepat untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional.

“Kita akan memperluas akses pasar ke Afrika dan Timur Tengah, serta memperkuat kerja sama dalam kerangka ASEAN, RCEP, BRICS, I-CA CEPA, dan I-EU CEPA,” tegasnya.

Airlangga menambahkan pemerintah juga menyiapkan ekosistem startup dan inovasi lewat insentif dan program pendukung. Langkah ini diiringi penguatan integrasi ekonomi digital dan kreatif di kawasan ASEAN melalui Digital Economy Framework Agreement (DEFA).

Tak hanya itu, transisi energi ikut menjadi perhatian utama. Pemerintah akan meningkatkan produksi dalam negeri lewat modernisasi pertanian dan pengembangan energi terbarukan. Tujuannya, mengurangi ketergantungan impor dan memperkuat ketahanan nasional.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement