Kamis 23 Jan 2025 10:21 WIB

Sebut Keadaan Stabil, Prabowo Kembali Singgung Target Setop Impor Beras

Indonesia akan mencapai target tidak lagi mengimpor beras dan jagung lebih cepat.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Sejumlah buruh menurunkan beras impor, Presiden Prabowo menegaskan Indonesia akan setop impor beras. (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Sejumlah buruh menurunkan beras impor, Presiden Prabowo menegaskan Indonesia akan setop impor beras. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah terus menggaungkan asa menuju swasembada pangan. Ada aksi nyata demi mencapai apa yang ditargetkan itu.

Berbagai langkah strategis diyakini dapat memastikan ketersediaan pangan dan stabilitas nasional. Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rasa syukur, terkait upaya menjaga kecukupan pangan di tengah berbagai tantangan global.

 

“Saya bersyukur, dalam tiga bulan terakhir, kita telah membuktikan bahwa kebijakan kita benar-benar berpihak kepada rakyat dan negara. Kali ini, kita berhasil menjalankan keadaan yang stabil, penuh ketenangan, dan kesejukan,” ujar Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna di Jakarta, Rabu (22/01/2025).

 

Presiden memastikan anggaran pemerintah akan diarahkan untuk memperkuat sektor-sektor strategis. Itu termasuk penyerapan tenaga kerja, peningkatan produktivitas, dan percepatan swasembada pangan.

 

“Harus mengarah pada swasembada pangan dan energi. Kita harus mampu memberi makan kepada seluruh masyarakat Indonesia tanpa bergantung pada impor,” tegasnya.

 

Presiden juga mengapresiasi kinerja kabinet Merah Putih, khususnya para menteri yang menangani urusan pangan, atas dedikasi mereka dalam menjaga ketersediaan pangan sepanjang 2025. Ia menyebutkan Indonesia akan mencapai target tidak lagi mengimpor beras dan jagung lebih cepat dari rencana awal.

 

“Saya berterima kasih kepada para menteri. Tahun 2025, kita tidak akan impor beras lagi, tidak akan impor jagung lagi. Target swasembada yang sebelumnya ditetapkan dalam empat tahun, insyaallah bisa tercapai akhir 2025 atau awal 2026, tiga tahun lebih cepat dari sasaran semula,” ujar Prabowo, tertulis dalam keterangan resmi Kementerian Pertanian, dikutip Kamis (23/1/2025).

 

Menurut Presiden, swasembada pangan adalah kunci ketahanan nasional, memastikan Indonesia tetap aman dari ancaman kelangkaan pangan maupun instabilitas politik global.

 

"Dengan swasembada pangan, kita aman. Kita tidak boleh lagi bergantung pada sumber dari luar negeri. Dalam krisis global, tidak ada negara yang akan rela melepas pangannya ke luar negeri. Ini adalah hukum sejarah,” katanya.

 

Presiden menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa kebijakan yang terfokus pada kebutuhan bangsa akan membuahkan hasil yang signifikan. “Insyaallah, dengan niat baik dan orientasi kepada bangsa, kebijakan yang masuk akal akan menghasilkan capaian yang tepat,” tambahnya.

 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataan sebelumnya, menjelaskan berbagai langkah strategis yang terus dilakukan untuk mempercepat swasembada pangan. “Kami telah mendorong transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern, memastikan ketersediaan pupuk, dan membagikan benih unggul secara gratis. Kami juga terus mengawal normalisasi irigasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektor. Dengan kerja keras semua pihak, kami optimis target Bapak Presiden dapat tercapai dalam waktu dekat,” jelas Amran.

 

Melalui percepatan swasembada pangan, Indonesia tidak hanya mengamankan kebutuhan domestik. Pada saat yang sama juga menegaskan posisi sebagai bangsa mandiri yang mampu menghadapi tantangan global.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement