REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatatkan kontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp 77 triliun dalam kurun waktu 2019 hingga September 2024. Direktur Utama (Dirut) BNI Royke Tumilaar merincikan, kontribusi terhadap penerimaan negara tersebut berasal dari sumbangan pajak sebesar Rp 53,4 triliun dan dividen Rp 23,6 triliun.
"Seiring dengan pertumbuhan bisnis, kontribusi kami terhadap negara terus meningkat, baik dari setoran pajak maupun pembayaran dividen. Hingga September 2024, kontribusi kami sudah mencapai Rp 77 triliun, dengan Rp 23,6 triliun berasal dari dividen dan Rp 53,4 triliun dari pajak," kata Royke dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Data itu diungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI bersama seluruh petinggi Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Royke mengatakan, BNI akan terus proaktif dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis secara sehat dan berkelanjutan, sehingga bisa terus meningkatkan kontribusi kepada negara.
Catatan tersebut merupakan cerminan dari komitmen BNI untuk memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan keberhasilan BNI dalam menjaga fundamental kinerja yang berkelanjutan.
Menurut Royke, meskipun terdapat potensi tekanan eksternal serta kondisi pasar yang fluktuatif, terutama terkait dengan dampak kemenangan Donald Trump dalam Pemilu AS, kinerja saham BNI hingga September 2024 masih menunjukkan performa yang cukup baik.
Meskipun tantangan dari faktor domestik dan global terus ada, Royke optimistis BNI akan tetap menjadi pilihan investasi yang menarik di Indonesia seiring dengan kinerja yang solid dan berkelanjutan.