Kamis 31 Oct 2024 10:05 WIB

Laba CIMB Niaga Tumbuh 5,1 Persen per September 2024

Kinerja unit usaha syariah CIMB Niaga membukukan kinerja yang positif.

Layanan OCTO Pay milik CIMB Niaga. CIMB Niaga membukukan laba sebesar Rp 6,6 triliun hingga kuartal III tahun ini.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Layanan OCTO Pay milik CIMB Niaga. CIMB Niaga membukukan laba sebesar Rp 6,6 triliun hingga kuartal III tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi (unaudited) sebesar Rp 6,6 triliun hingga kuartal III tahun ini. Nilai ini meningkat 5,1 persen year on year (yoy), dan menghasilkan laba per saham senilai Rp 204,34.

“Di tengah kondisi ekonomi yang dinamis ini, kami bersyukur dapat memberikan imbal hasil yang menarik bagi para shareholders (pemilik saham), dengan terus memperkuat posisi modal dan likuiditas,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan di Jakarta, Kamis (31/10/2024).

Baca Juga

Ia menyatakan bahwa total aset konsolidasian tercatat Rp 354,3 triliun per 30 September 2024, atau naik 7,66 persen yoy dari Rp 329,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat menjadi Rp 256 triliun, atau naik 8,8 persen yoy, ditopang oleh pertumbuhan dana murah (current account and savings account/CASA) sebesar 8,8 persen yoy menjadi Rp 170,7 triliun, sehingga rasio CASA menjadi sebesar 66,7 persen.

Perseroan pun berhasil menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dan rasio pinjaman terhadap deposit (loan to deposit ratio/LDR) masing-masing sebesar 23,4 persen dan 84,3 persen, dengan rasio gross non performing loan (gross NPL) sebesar 2 persen, yang mana di bawah rata-rata industri.

“Hal ini merupakan wujud dari pengelolaan kualitas aset dengan prinsip kehati-hatian dan proaktif, serta memperkuat portofolio sekaligus komitmen kami terhadap kinerja yang berkelanjutan,” ujarnya.

Lani menyatakan bahwa kinerja positif perseroan juga didukung oleh kredit yang naik 6,4 persen yoy menjadi Rp 218,6 triliun, terutama berasal dari pembiayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) yang naik 9,4 persen yoy.

Peningkatan pembiayaan tersebut kemudian diikuti oleh perbankan korporat yang tumbuh 7,1 persen yoy serta perbankan konsumer yang meningkat 5,4 persen yoy.

Sementara kenaikan tertinggi pada pembiayaan retail terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 18,2 persen yoy.

Lani juga menyoroti kinerja unit usaha syariah CIMB Niaga Syariah yang mampu meraih peningkatan kinerja double digit dengan ditopang oleh segmen ritel.

CIMB Niaga Syariah mencatat total pembiayaan Rp 60,7 triliun, tumbuh 14,8 persen yoy, dan DPK sebesar Rp 53,2 triliun, naik 24,6 persen yoy, per 30 September 2024.

“Ke depan, kami meyakini bisa meraih hasil yang baik di sisa tahun 2024, sesuai dengan strategi jangka panjang yang diterapkan. Kami fokus pada empat pilar utama yaitu alokasi aset yang baik, memperluas basis nasabah ritel, memperkuat portofolio CASA, dan meningkatkan digital engagement,” imbuhnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement