REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih yang menurun menjadi Rp 3 triliun pada kuartal III2024. Angka itu turun sebesar 28,15 persen year on year (yoy) dibandingkan yang mencatatkan laba Rp 4,18 triliun pada periode yang sama tahun 2023 (yoy).
Berdasarkan laporan keuangan per akhir September 2024, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih senilai Rp 27,41 triliun. Perolehan itu terkoreksi 10,12 persen dari posisi Rp 30,5 triliun tahun lalu.
Adapun kinerja Unilever Indonesia didorong oleh penjualan segmen dalam negeri yang meraih Rp 26,63 triliun atau melemah 9,89 persen year on year (yoy). Sementara penjualan ekspor mencatatkan koreksi 17,45 persen secara tahunan menjadi Rp 785,7 miliar.
“Dari hasil kinerja tahun berjalan ini terlihat bahwa kami sedang menavigasi situasi penuh tantangan. Kami memahami dengan jelas langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasinya,” ujar Direktur Utama Unilever Benjie Yap dalam Wawancara Eksklusif Laporan Kinerja Keuangan Kuartal II 2024 oleh UNVR yang diikuti secara daring, Rabu (23/10/2024) sore.
Ia pun menegaskan, perseroan berkomitmen untuk melakukan penyesuaian, termasuk meluncurkan produk baru dan memperkuat saluran distribusi, sambil meninjau kembali alokasi biaya. Namun, dengan tren penurunan yang terlihat, langkah-langkah ini harus segera diimplementasikan agar dapat memulihkan kinerja di masa mendatang.
Salah satu langkah strategis yang akan dilakukan adalah meningkatkan eksekusi Go-to-Market (GTM) pada kuartal IV tahun 2024 dan kuartal I 2025. Perusahaan berkomitmen untuk meningkatkan penggantian produk dan mengurangi inventaris yang ada. Unilever juga akan melakukan harmonisasi harga di seluruh saluran penjualan untuk meningkatkan gross margin melalui program pengurangan biaya.
“Semua langkah ini diharapkan dapat memperkuat brand dan portofolio kami,” harap Benjie Yap.
Unilever Indonesia berharap, dengan langkah tersebut dapat membangun fondasi yang kuat untuk pangsa pasar jangka panjang. “Kami optimistis dapat kembali menjadi pemimpin pasar pada kuartal II 2025,” tambah Yap.