Selasa 15 Oct 2024 18:50 WIB

Realisasi Investasi Era Jokowi Tembus Rp 9.117 Triliun

Investasi era Jokowi selalu menunjukkan tren yang positif sejak 2014 hingga 2024.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Menteri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat investasi selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) mencatatkan hasil yang menggembirakan. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani mengatakan investasi era Jokowi selalu menunjukkan tren yang positif sejak 2014 hingga 2024.  

"Dari 2014 sampai 2019 investasi sebesar Rp 3.294,3 triliun, kemudian 2020 sampai 2024 itu Rp 5.823,1 triliun. Total realisasi investasi selama 10 tahun mencapai Rp 9.117,4 triliun," ujar Rosan saat Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan III 2024 dan 10 Tahun Capaian Investasi di era Presiden Jokowi di Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Selasa (15/10/2024).

Baca Juga

Rosan mengatakan realisasi investasi sejak 2014 selalu berada di atas target awal atau rencana strategis (renstra). Rosan mencontohkan realisasi investasi pada 2023 yang sebesar Rp 1.418,9 triliun atau lebih tinggi dari renstra sebesar Rp 1.099,8 triliun. 

"Yang menarik, investasi selama 10 tahun yang tadinya lebih konsentrasi di Pulau Jawa, kemudian pada 2020 ke atas terjadi perubahan di luar Pulau Jawa meningkat lebih pesat," ucap Rosan.  

Selain itu, Rosan menyampaikan peningkatan realisasi investasi juga berdampak signifikan terhadap penyerapan lapangan kerja. Rosan menyebut realisasi investasi selama 10 tahun terakhir berhasil menciptakan 13,8 juta lapangan kerja. 

"Penyerapan tenaga kerja pada 2023 itu sebesar 1,823 juta tenaga kerja, sedangkan Januari sampai September 2024 sudah mencapai 1,875 juta tenaga kerja," sambung Rosan. 

Rosan menyampaikan tren positif ini pun berlanjut pada kuartal III 2024 dengan realisasi investasi mencapai Rp 431,48 triliun atau tumbuh 15,24 persen yoy dengan serapan tenaga kerja mencapai 650 ribu orang. 

Rosan menyebut lima subsektor yang berkontribusi terhadap investasi pada kuartal III 2024 ialah transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar Rp 58,04 triliun atau 13,45 persen, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatan sebesar Rp 55,87 triliun atau 12,95 persen; pertambangan sebesar Rp 44,64 triliun atau 10,34 persen; industri kimia dan farmasi sebesar Rp 31,61 triliun atau 7,33 persen; industri makanan sebesar Rp 31,30 triliun atau 7,26 persen.  

"Peningkatan investasi ini juga disebabkan adanya program hilirisasi yang berjalan dengan baik," lanjut Rosan. 

Rosan memaparkan realisasi investasi pada Januari-September 2024 telah mencapai Rp 1.261,43 triliun atau 76,45 persen dari target presiden yang sebesar Rp 1.650 triliun. Rosan menyampaikan total nilai realisasi hilirisasi pada periode sembilan bulan telah mencapai Rp 272,91 triliun atau 21,6 persen dari total realisasi investasi pada Januari-September 2024. 

Rosan menyampaikan hilirisasi memainkan peranan sangat penting dalam meningkatkan investasi. Dengan hilirisasi, investasi yang masuk dapat memberikan nilai tambah dan juga mendorong pembukaan lapangan kerja.

"Nilai realisasi investasi hilirisasi itu konsisten di atas 20 persen. Artinya kebijakan yang dilakukan Pak Presiden Jokowi hasilnya sangat konkret sehingga kebijakan hilirisasi akan kita lanjutkan di bidang lain agar memberikan lebih banyak nilai tambah," sambung Rosan.  

Rosan mengatakan peningkatan realisasi investasi juga menjadi gambaran bahwa Indonesia berhasil menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Hal ini menjadi hal krusial dalam menarik lebih banyak investor masuk ke Indonesia. 

"Data-data telah menunjukkan tren investasi yang terus meningkat. Hal ini karena kita berhasil bangun kepercayaan dari investor dalam dan luar negeru karena iklim investasi kita semakin baik ke depan," kata Rosan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement