Selasa 09 Sep 2025 18:16 WIB

Kemenko Perekonomian: 25 KEK Sudah Serap 187 Ribu Tenaga Kerja

Pemerintah dorong pertumbuhan ekonomi inklusif di luar Pulau Jawa.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (kanan) dan Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin (kiri) dalam konferensi pers Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kuartal II 2025 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Selasa (9/9/2025).
Foto: Eva Rianti/Republika
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso (kanan) dan Plt Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK Rizal Edwin (kiri) dalam konferensi pers Kinerja Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kuartal II 2025 di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Selasa (9/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyampaikan, jumlah kawasan ekonomi khusus (KEK) di Indonesia pada saat ini telah mencapai hingga 25 kawasan. Dari puluhan KEK tersebut, realisasi investasinya telah tembus hingga Rp 294 triliun.

“Peta sebaran dari KEK kalau kita lihat sampai dengan hari ini kita sudah mempunyai 25 KEK yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh sampai dengan Sorong Papua,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Ketua Tim Pelaksana KEK Susiwijono Moegiarso dalam konferensi pers Kinerja KEK Kuartal II 2025 di Kantor Kementerian Koordiantor Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (9/9/2025). 

Baca Juga

Dari 25 KEK tersebut, sebanyak tujuh KEK ada di Pulau Jawa, dan 18 KEK lainnya ada di luar Jawa. Susi menekankan, tersebarnya puluhan KEK tersebut di seluruh Indonesia karena tujuan KEK tak lain ialah untuk mendorong ekonomi yang inklusif, yang penyebarannya tidak hanya di sentral ekonomi di Pulau Jawa.  

“Realisasi investasinya sekitar Rp 294 triliun di 25 KEK tersebut. Sebagian besar kalau kita bicara mengenai nilai investasi yang paling besar adalah di KEK-KEK yang sifatnya industri manufaktur atau industri pengolahan,” ungkapnya. 

Susi menyebut, industri manufaktur memang merupakan sektor yang paling tinggi investasinya. Kemudian juga beberapa KEK di bidang jasa, khususnya di jasa pendidikan dan kesehatan. Juga terkait dengan ekonomi kreatif dan digital. 

“Kemudian penyerapan tenaga kerja sampai dengan kumulatif di semester I kemarin sudah mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 187 ribu orang. Khususnya industri-industri manufaktur besar,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement