Kamis 29 Aug 2024 13:12 WIB

Public Expose Live 2024: Kinerja Positif dan Strategi BRI Tumbuh Sehat Berkelanjutan

BRI memiliki dua strategi untuk tumbuh secara berkelanjutan di masa mendatang.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis dapat terus mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan di masa depan.
Foto: Dok Republika
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis dapat terus mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan di masa depan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk optimistis dapat terus mencatatkan kinerja positif yang berkelanjutan di masa depan. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso pada Public Expose Live 2024 di Jakarta (30/08). Turut hadir dalam acara tersebut Direktur Keuangan BRI Vivana Dyah Ayu R.K dan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.

Public Expose (PUBEX) Live 2024 yang digelar pada 26-30 Agustus 2024 diinisiasi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) serta didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menghadirkan 44 perusahaan tercatat yang siap memaparkan kinerja serta strategi Perusahaan ke depan.

Baca Juga

Optimisme BRI untuk tumbuh sehat dan berkelanjutan tak terlepas dari keberhasilan BRI Group mencatatkan kinerja positif hingga kuartal II 2024. Dengan pertumbuhan yang selektif dan prudent, BRI secara konsolidasian berhasil mencetak laba Rp 29,90 triliun hingga akhir kuartal II 2024.

Pencapaian tersebut tak lepas dari penyaluran kredit BRI yang mencapai Rp 1.336,78 triliun atau tumbuh 11,20 persen year on year (yoy). Segmen UMKM masih mendominasi penyaluran kredit BRI, dengan porsi mencapai 81,96 persen dari total penyaluran kredit BRI, atau sekitar Rp 1.095,64 triliun. Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut membuat aset BRI tercatat meningkat 9,54 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.977,37 triliun.

Pertumbuhan kredit yang selektif dan prudent membuat Perseroan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan. “Rasio Loan at Risk (LAR) tercatat membaik atau turun, dari semula 14,94 persen pada akhir kuartal II 2023 menjadi 12,00 persen pada akhir kuartal II 2024. Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPL) berada di kisaran 3,05 persen dengan rasio NPL coverage berada pada level yang memadai sebesar 211,60 persen,” ujar Sunarso.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tercatat tumbuh 11,61 persen yoy menjadi sebesar Rp 1.389,66 triliun. Dimana dana murah atau CASA (Tabungan dan Giro) masih mendominasi struktur DPK BRI, dimana porsi CASA mencapai 63,17 persen dari total DPK BRI.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement