REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stockbit Sekuritas menyampaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) melemah 248,47 poin atau turun 3,40 persen ke posisi 7.059,64 seiring sentimen negatif bursa saham global yang memicu kepanikan market. Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren mengatakan terdapat sejumlah saham yang menarik untuk diakumulasi dengan mempertimbangkan faktor fundamental dan penurunan harga sahamnya.
1. Konsumer: Konsumsi domestik relatif tidak terpengaruh dengan perlambatan ekonomi AS atau global. Potensi penguatan rupiah juga dapat berdampak positif pada margin laba kotor.
- SIDO -5,4 persen
- ICBP -2,5 persen
2. Properti: Pemangkasan suku bunga dan penguatan nilai tukar rupiah dapat menjadi sentimen positif.
- PWON -3,6 persen
- PANI -6,0 persen
- SMRA -6,0 persen
3. Batu bara: Meski harga komoditas berpotensi terdampak dari perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan/atau China, neraca keuangan yang kuat dan dividen yang cukup tinggi dapat memberikan kenyamanan bagi investor.
- ADRO -6,9 persen
- TPMA -5,7 persen
4. Lainnya:
- AKRA -7,9 persen (bisnis distribusi yang stabil, prospek pertumbuhan dari JIIPE, dan dividen yang atraktif)
- ELSA -5,7 persen (pertumbuhan kinerja terutama dari perbaikan segmen hulu migas, serta dividen yang atraktif)
Pelemahan IHSG pada Senin (5/8/2024) mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global. Dibuka melemah, IHSG beta di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih beta di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, semua atau sebelas sektor turun yaitu sektor energi turun paling dalam minus 9,49 persen, diikuti oleh sektor barang baku dan sektor industri yang masing-masing turun sebesar 4,69 persen dan 3,73 persen.
Bursa saham regional Asia melemah antara lain, indeks Nikkei melemah 4.451,29 poin atau 12,40 persen ke 31,458,40, indeks Hang Seng melemah 247,15 poin atau 1,46 persen ke 16.698,35, indeks Shanghai melemah 44,64 poin atau 1,54 persen menjadi 2.860,69, dan indeks Strait Times melemah 137,78 poin atau 4,07 persen menjadi 3.243,66.
Phintraco Sekuritas melihat pelemahan IHSG sebagai dampak panic selling menyusul sell-off yang terjadi pada bursa-bursa global dan regional. Research Phintraco Sekuritas Valdy K mengatakan sell-off dipicu sentimen negatif yang muncul bersamaan, di antaranya kenaikan tingkat pengangguran AS, pengetatan kebijakan moneter BoJ, dan risiko perang di Timur Tengah.
"Kondisi-kondisi di atas menyebabkan kepanikan di pasar modal Indonesia yang terindikasi dari pelemahan IHSG yang sempat mencapai 4,2 persen di sesi II tadi," ujar Valdy.
Padahal, data ekonomi domestik terbaru relatif solid. Valdy menyampaikan realisasi pertumbuhan ekonomi berada di 5,05 persen yoy di 2Q24 atau lebih tinggi dari ekspektasi di lima persen yoy.
Selain itu, lanjut Valdy, eskalasi konflik sejauh ini justru memicu kenaikan harga coal yang relatif menguntungkan bagi Indonesia. Selama harga minyak masih berfluktuasi di kisaran 80 dolar AS per barel dan belum ada dampak negatif langsung ke Indonesia.
"Oleh sebab itu, kami masih melihat peluang technical rebound IHSG ke kisaran 7100-7120 di Selasa (6/8/2024). Saham-saham yang dapat diperhatikan fokus pada saham defensif, diantaranya MYOR, AMRT, MAPI, INDF dan KLBF," kata Valdy.