Rabu 24 Apr 2024 21:25 WIB

Instrumen 3S Ini Jadi Cara Bank Indonesia Jaga Stabilitas Rupiah

Sekuritas rupiah, sekuritas valas dan sukuk valas jadi instrumen BI jaga Rupiah

Tangkapan Layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang mengunumkan tetap mempertahankan BI Rate pada level enam persen dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Desember pada Kamis (21/12/2023).
Foto: Tangkapan Layar
Tangkapan Layar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang mengunumkan tetap mempertahankan BI Rate pada level enam persen dalam konferensi pers RDG Bulanan BI Desember pada Kamis (21/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) berupaya menjaga stabilitas rupiah dan inflasi. Salah satunya melalui operasi moneter yang mendukung pasar atau pro-market.

"Memperkuat respon kebijakan moneter dalam pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, Bank Indonesia terus mengoptimalkan strategi operasi moneter pro-market," uja Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/4/2024). Ada beberapa instrumen pro-market yang dioptimalkan BI.

Instrumen tersebut meliputi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Semuanya sudah diterbitkan selama 2023.

Perry pun mengatakan, saat ini inflasi terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen. Itu tercermin dari inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Maret 2024 sebesar 3,05 persen secara year on year (yoy).

Bank sentral, kata dia, terus memperkuat bauran kebijakan moneter guna memitigasi risiko yang dapat memberikan tekanan terhadap inflasi. Tekanan tersebut meliputi kenaikan imported inflation serta kenaikan harga energi dan pangan global.

Disebutkan, inflasi inti tercatat rendah sebesar 1,77 persen year on year (yoy) dan inflasi administered prices (AP) menurun menjadi 1,39 persen yoy. Sementara, inflasi volatile food (VF) atau komoditi pangan meningkat menjadi 10,33 persen yoy dari 8,47 persen pada bulan sebelumnya, dipengaruhi oleh faktor musiman periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan pergeseran musim tanam akibat dampak El-Nino.

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi IHK akan tetap terkendali sepanjang tahun ini. Seperti diketahui, tingkat inflasi ditargetkan sebesar 2,5 plus minus satu persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement