Rabu 21 Feb 2024 20:28 WIB

Produksi Menurun, Bapanas Dukung Sinergi Tingkatkan Produktivitas Pangan  

Badan Pangan Nasional mendukung sinergi peningkatan produktivitas pangan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petani menanam padi sendirian di persawahan kawasan Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (13/12/2023).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Petani menanam padi sendirian di persawahan kawasan Trihanggo, Sleman, Yogyakarta, Rabu (13/12/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pangan Nasional mendukung sinergi peningkatan produktivitas pangan melalui input sarana dan prasarana produksi. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, input produksi seperti pupuk, benih, obat-obatan, kualitas lahan, pengairan, tenaga kerja, alat mesin pertanian, hingga dukungan penyuluhan memiliki peran yang sangat terkait dengan tingkat produksi pangan. 

"Salah satu kunci utama bagi peningkatan produksi pangan antara lain pendetailan target produktivitas pertanian, pemanfaatan asuransi pertanian, pendetailan 26.000 outlet pupuk, pelaksanaan di lapangan oleh Pemerintah Daerah, pemberian reward bagi kepala daerah, penerapan penanggung jawab wilayah dan gerakan penyuluh pertanian, hingga optimalisasi peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)," ujar Arief dikutip dari siaran persnya, Rabu (21/2/2024).

Baca Juga

Arief menilai perlu penggunaan sistem digitalisasi dalam pengembangan 26.000 outlet pupuk. Langkah ini untuk memberikan kemudahan, sehingga bisa diketahui berapa stoknya di masing-masing outlet

Sementara ke depannya proporsi pupuk komersial akan dibesarkan dibandingkan dengan pupuk subsidi, mengingat Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sudah semakin membaik. 

"Kalau harga gabahnya itu baik, pupuk komersial akan lebih dibesarkan porsinya. Subsidi bisa subsidi in atau subsidi out, mana nanti kita biasa pilih. Tetapi ini sekarang sedang diupayakan bahwa pupuk itu komersial," ujar Arief.

Arief melanjuttkan, selaras dengan upaya penguatan produksi pangan di sisi hulu, kesinambungan juga ditentukan oleh optimalisasi peran dan fungsi BUMN pangan di sisi hilir. Ke depan hasil produksi mulai komoditas pangan, sayuran sudah siap di hilirnya.

Sehingga akan terbangun model ekosistem pangan nasional yang mendukung program penguatan ketahanan pangan dan gizi untuk mewujudkan Generasi Emas 2045.  

"Kementerian Pertanian berfokus pada produksi, sementara Badan Pangan Nasional bersama BUMN di bidang pangan menyiapkan storage. Jadi itu giat ekonominya nanti pertanian kita akan banyak nandur (tanam), otomatis pupuknya perlu, GPS (Grand Parent Stock), DOC (Day Old Chicken), susu sapi perah. Itu nanti giatnya akan luar biasa, tapi harus didetailkan satu per satu," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement