REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan program restrukturisasi atau penataan ulang mesin industri dapat meningkatkan produktivitas sektor furnitur hingga 30 persen. Direktur Jenderal Industri Agro Putu Juli Ardika mengatakan sejak dijalankannya program tersebut, perusahaan yang terdaftar mendapatkan penggantian biaya atau reimburse restrukturisasi alat dan mesin sesuai kriteria.
“Kami telah dan sedang melaksanakan program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan industri pengolahan kayu, berupa pemberian reimburse penggantian sebagian pembelian sesuai kriteria,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (19/2/2024).
Putu Juli Ardika mengatakan sejak 2022, sebanyak 24 perusahaan telah mengikuti program restrukturisasi mesin dan alat peralatan industri pengolahan kayu dan furniture. Sedangkan anggaran yang dialokasikan untuk program ini pada 2024 yakni sebesar Rp 7,5 miliar dengan target peserta 10 perusahaan.
Ia menyampaikan, berdasarkan laporan perusahaan yang terdaftar pada 2022, program ini telah berdampak pada peningkatan efisiensi perusahaan dan kualitas produk sebesar 10-30 persen, serta menaikkan produktivitas perusahaan sebesar 20-30 persen.
Lebih lanjut Putu mengatakan, pihaknya juga telah menyusun strategi penguasaan pasar, serta menanggapi tren industri furnitur.
Menurut dia, strategi yang dijalankan berfokus pada lima aspek, yakni memfasilitasi ketersediaan bahan baku, menyediakan SDM terampil, meningkatkan pasar dan penguatan riset, peningkatan produktivitas, serta memfasilitasi iklim usaha kondusif dan peningkatan investasi.
“Kemenperin juga melaksanakan program pengembangan konsep desain furnitur, salah satunya melalui workshop kolaborasi antara desainer furnitur dengan pelaku industri,” ujarnya.
Kemenperin mencatat kinerja ekspor sektor furnitur sepanjang 2023 sebesar 1,8 miliar dolar AS, dengan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Januari 2024 mencapai nilai 52,38 atau berada pada level ekspansi.