REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) menjadi kebutuhan strategis dalam menghadapi derasnya arus informasi di era digital. Namun, kemampuan tersebut harus ditopang oleh data yang akurat dan terverifikasi agar informasi yang dihasilkan tetap objektif, tepat, dan bermanfaat bagi masyarakat.
Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Komunikasi, Imam Wahyudi, menekankan AI hanya akan bekerja efektif jika didukung sumber data yang benar dan kredibel. Dia menyebut BPS sebagai rujukan utama penyedia data nasional.
“Penggunaan AI harus diimbangi dengan data yang akurat. Kita bisa mengambil data dari BPS yang memang kompeten di bidang data nasional,” ujar Imam dalam Pelatihan Jurnalistik Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan di Gedung P3D Kementan, Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/11/2025).
Menurut dia, data adalah kunci dalam mengolah informasi yang meyakinkan masyarakat terhadap berbagai program pembangunan pertanian. Imam mengingatkan pentingnya menangkap arus isu di media sosial untuk kemudian diverifikasi kebenarannya.
“Data menjadi sangat penting untuk menguatkan apa yang sedang dikerjakan,” kata Imam.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Moh. Arief Cahyono, menilai perkembangan teknologi memudahkan akses informasi secara cepat dan luas. Hal ini membuat penguasaan teknologi, termasuk AI, menjadi keharusan bagi para praktisi komunikasi publik.
“Dulu mencari data sangat sulit, sekarang justru mudah. Pelatihan ini sangat penting karena ke depan kita akan disajikan banjir informasi. Kita harus bisa mengolahnya menjadi narasi positif bagi pembangunan pertanian,” kata Arief.
Ia menegaskan kecepatan dalam menyampaikan informasi harus dibarengi penggunaan teknologi yang tepat dan bertanggung jawab.
“Teknologi harus dikuasai dan harus mengerti cara menggunakannya,” ujarnya.