Jumat 26 Jan 2024 15:46 WIB

Ada Wacana Menteri Mundur, Bikin Rupiah Anjlok?

Rilis data ekonomi AS lebih baik dari ekspektasi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Ahmad Fikri Noor
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS terus melemah. Rupiah berada di level Rp 15.844 per dolar AS pada Jumat (26/1/2024) pagi ini atau melemah 18,5 poin atau 0,12 persen dari perdagangan sebelumnya.

Ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto menilai, melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS lebih banyak karena faktor global, bukan persoalan dalam negeri di Tanah Air. Rully menyebut, pelemahan rupiah dipengaruhi sentimen pasar terhadap pergeseran ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate (FFR).

Baca Juga

"Memang lebih banyak faktor global, karena adanya pergeseran ekspektasi pemangkasan FFR," kata Rully kepada Republika, Jumat (26/1/2024).

Rully menjelaskan, kondisi ini disebabkan karena rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari ekspektasi. Sehingga probabilitas penurunan FFR turun signifikan.

"Ini disebabkan karena rilis data ekonomi AS yang lebih baik dari ekspektasi, sehingga probabilitas penurunan FFR pada Maret turun signifikan yang di bulan Desember lalu mendekati 90 persen, sekarang menjadi hanya sekitar 50 persen," ujarnya.

Rully pun memprediksi kondisi ini masih akan berlanjut mengingat tingkat variasi dari rangkaian harga perdagangan dari waktu ke waktu (volatilitas) masih tinggi.

"Saya rasa selama semester I volatilitas masih tinggi. Mungkin kita akan menunggu hasil rapat FOMC Januari dan Februari nanti, menunggu sinyal dari Powell (Gubernur The Fed Jerome Powell)," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement