REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) II saat ini terus mengalami peningkatan jumlah penumpang yang dilayani di seluruh bandaranya. Hal tersebut berdampak positif terhadap tingkat pemulihan yang juga terus tumbuh.
"Recovery rate pada 2023 sudah menyentuh nyaris 90 persen dan kami berharap pada 2024 recovery rate akan terus meningkat," kata SVP of Corporate Secretary AP II Deni Krisnowibowo dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (17/1/2024).
Dia menjelaskan, saat pandemi melanda pada 2020 jumlah penumpang pesawat di bandara AP II secara kumulatif tercatat 35,86 juta penumpang. Lalu pada 2021, turun ke 31,55 juta penumpang, kemudian pada 2022 ketika status pandemi dicabut meningkat ke 61,99 juta penumpang, dan pada 2023 meroket ke 80,14 juta penumpang.
Jumlah tersebut merefleksikan tingkat pemulihan sebesar 88 persen dari kondisi sebelum pandemi. Sebab pada 2019 AP II mencatat jumlah penumpang sebanyak 90,76 juta orang.
Menurut dia, saat ini lalu lintas penerbangan di bandara AP II pada 2023 melampaui target. "Ini menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mendorong optimalisasi slot time penerbangan untuk mengakomodasi tingginya permintaan perjalanan udara pascapandemi Covid-19," kata Deni.
Status pandemi di Indonesia dicabut pada Juni 2022 lalu kemudian turut mendorong bergeliatnya sektor pariwisata. Pada Januari-Desember 2023, jumlah pergerakan penumpang di 20 bandara AP II secara kumulatif mencapai 80,14 juta penumpang atau lebih tinggi sembilan persen dibandingkan target sebanyak 73,3 juta penumpang.
"Jumlah penumpang sepanjang 2023 itu juga meroket 30 persen dibandingkan dengan jumlah penumpang 2022 yakni 61,99 juta penumpang," ujar Deni.
Sementara itu, jumlah pergerakan pesawat di 20 bandara secara kumulatif tercatat 599.699 penerbangan atau naik 19 persen. Deni mengatakan jumlah penumpang yang meroket dan melampaui target ini tidak lepas dari dukungan para stakeholder di seluruh bandara AP II.
"Kinerja positif sepanjang 2023 berkat kolaborasi dari seluruh pihak, di antaranya maskapai, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina, TNI, Polri, serta dukungan dari Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, masyarakat luas, dan InJourney sebagai holding BUMN pariwisata dan pendukung," kata Deni.
Dia menambahkan, pencapaian tersebut juga menunjukkan kemampuan AP II bersama stakeholder mendorong optimalisasi slot time penerbangan di seluruh bandara. Khususnya melalui pengaktifan kembali rute yang sempat ditutup saat pandemi, pembukaan rute-rute baru, dan peningkatan frekuensi penerbangan di rute existing, misalnya pada Oktober 2023 dilakukan full operation Bandara Kertajati.