REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar ekonomi yang juga Direktur Eksekutif Segara Research Institute Piter Abdullah mengungkapkan tidak ada larangan rasio utang Indonesia naik menjadi 50 persen. Sebelumnya, Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto mengungkapkan tidak masalah jika rasio utang Indonesia mencapai 50 persen dari PDB dalam debat capres ketiga, Ahad (7/1/2024).
“Sesuai ketentuan undang undang keuangan negara, rasio utang pemerintah terhadap PDB dibatasi paling tinggi 60 persen. Jadi kalau rasio utang naik menjadi 50 persen tidak dilarang,” kata Piter kepada Republika.co.id, Selada (9/1/2023).
Piter menjelaskan, banyak negara yang rasio utangnya jauh lebih tinggi. Dia mencontohkan, rasio utang Pemerintah Jepang bahkan sudah di atas 250 persen terhadap PDB.
Begitu juga dengan China yang menurut Piter rasio utangnya sudah lebih dari 200 persen. Sementara, negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura kisaran utangnya mencapai 125 hingga 150 persen.
Meskipun begitu, Piter menegaskan, utang pemerintah hendaknya dibedakan antara utang domestik dengan utang luar negeri (ULN). “Utang pemerintah yang berada di kisaran 40 persen itu total. Yang berpotensi menyebabkan tekanan terhadap perekonomian adalah utang luar negeri,” jelas Piter.
Piter menuturkan, utang Pemerintah Jepang yang sudah mencapai 250 persen tidak banyak memunculkan permasalahan ekonomi. Sebab, lanjut Piter, sekitar 80 persen utang Pemerintah Jepang adalah utang dalam negeri atau domestik.
Sebelumnya, dalam debat capres ketiga yang berlangsung pada Ahad malam, Prabowo menyebut bahwa rasio utang 50 persen dari PDB tidak menjadi masalah yang signifikan. Hal tersebut ia ungkapkan menanggapi pernyataan capres nomor urut satu, Anies Baswedan.
"Kita bisa sampai 50 persen tidak masalah, kita tidak pernah default (gagal bayar utang). Kita dihormati di dunia," ujar Prabowo.
Prabowo justru mempertanyakan pernyataan Anies berkaitan dengan target utang luar negeri yang berada di bawah 30 persen dari PDB. Prabowo menilai pernyataan Anies tidak berdasar.
Prabowo menjelaskan bahwa Arab Saudi dan Rusia memang memiliki rasio utang luar negeri terhadap PDB yang lebih rendah dari Indonesia. Hal tersebut juga tak terlepas dari faktor kekayaan sumber daya alam yang luar biasa di dua negara tersebut.
“Yang di bawah kita yaitu Arab Saudi, Rusia itu negara-negara yang punya sumber daya alam yang luar biasa. Tetapi 40 persen-nya (rasio utang terhadap PDB) itu salah satu yang terendah (di dunia) sekarang," ungkap Prabowo.