Senin 01 Jan 2024 15:40 WIB

EY-Parthenon Ungkap Lini Paling Signifikan di Bisnis Kendaraan Listrik

Manufuktur, ritel, dan aftermarket akan kontribusi 69 persen nilai total ekosistem EV

Pengguna mobil listrik mengisi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Padang, Selasa (26/7/2022).
Foto: ANTARA/Muhammad Arif Pribadi
Pengguna mobil listrik mengisi daya di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Padang, Selasa (26/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan yang diharapkan dari pasar kendaraan listrik di kawasan ASEAN nampaknya akan memberikan peluang bagi perusahaan yang sudah ada dan juga pelaku baru yang ingin berkembang di Asia Tenggara. Peluang-peluang tersebut meluas di seluruh rantai nilai kendaraan listrik, mulai dari pengolahan bahan baku hingga infrastruktur pengisian daya dan perangkat lunak.

EY-Parthenon melihat ada enam value pools utama dalam ekosistem kendaraam listrik, yakni bahan baku dan pengolahan; produksi energi; produksi, perakitan, dan pengolahan baterai; manufuktur kendaraan, ritel, dan aftermarket; infrastruktur pengisian daya; dan terakhir perangkat lunak manajemen pengisian daya.

Baca Juga

Di antara value pools utama di atas, peluang terbesar terdapat dalam manufuktur kendaraan, ritel, dan aftermarket. Value pool ini diperkirakan akan menyumbang 69 persen dari nilai total ekosistem kendaraan listrik kawasan Asia Tenggara sebesar 80 miliar–100 miliar dolar AS pada tahun 2035.

Bahan baku dan pengolahan, serta produksi, perakitan, dan daur ulang baterai diperkirakan akan menyumbang masing-masing 9 persen dan 11 persen dari nilai total.

EY-Parthenon Partner, Industrial and Value Creation at Ernst & Young Solutions LLP, Susana Utama, mengatakan, pasar ASEAN-6 memiliki kekuatan dan kompetensi inti yang meliputi seluruh rantai nilai. Nikel dan tembaga – dua logam penting dalam baterai kendaraan listrik ion-litium – tersedia dalam jumlah yang besar di kawasan ini.

Sementara kapasitas produksi otomotif dan rantai pasokan yang sudah ada di Thailand, Indonesia, dan Vietnam dapat dimanfaatkan untuk mempercepat produksi kendaraan listrik. "Investor asing tertarik untuk mengakses peluang pertumbuhan kendaraan listrik di ASEAN-6," kata Susana.

Produsen kendaraan serta baterai juga dapat memperoleh manfaat dari serangkaian insentif perdagangan dan produksi di seluruh kawasan tersebut.

Associate Partner, Strategy and Transactions di EY Corporate Advisors Pte Ltd, Oliver Redrup, menambahkan, infrastruktur pengisian daya dan perangkat lunak manajemen pengisian daya juga menawarkan peluang menarik bagi investor di kawasan ini. Mereka membutuhkan modal yang lebih sedikit dan memiliki potensi menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Selain keterjangkauan kendaraan listrik, ketersediaan dan kemudahan penggunaan stasiun pengisian daya akan menjadi kunci untuk menarik perhatian konsumen terhadap kendaraan listrik. Hambatan dalam adopsi kendaraan listrik adalah kurangnya stasiun pengisian daya karena kekuatan pasar saja tidak akan menyelesaikan masalah ini.

Pemerintah di kawasan pun menyadari hal ini. "Sebagai hasilnya, kami melihat insentif untuk mendukung pembangunan lebih banyak pengisi daya di masing-masing pasar," kata Redrup.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement