REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mengungkapkan terdapat peningkatan jumlah investor pasar modal pada 2023. Direktur Utama KSEI, Samsul Hidayat, mengatakan dalam waktu dekat KSEI pun siap mengimplementasikan tiga rencana strategis.
"KSEI menetapkan beberapa program strategis pada 2023 sebagai upaya untuk pendalaman dan perluasan layanan pada era digital, melalui penguatan infrastruktur, inovasi dan pengawasan yang terintegrasi, untuk mewujudkan KSEI sebagai information hub dan financial hub," kata Samsul dalam acara media gathering di Jakarta, Rabu (27/12/2023).
Dengan menyediakan layanan utama berupa penyelesaian transaksi dan penyimpanan efek, Samsul memastikan KSEI kini juga melakukan pengembangan infrastruktur pasar modal. Hal itu juga termasuk penyediaan sistem atau platform. Inovasi yang dilakukan KSEI tersebut merupakan dukungan untuk kemajuan pasar modal Indonesia.
"Beberapa pengembangan yang telah dilakukan KSEI termasuk dalam tonggak sejarah pasar modal dan mendukung perkembangan di era digital," jelas Samsul.
Direktur Pengembangan Infrastruktur dan Manajemen Informasi KSEI, Dharma Setyadi mengatakan, pada 2023, KSEI memiliki beberapa program strategis. Dharma menuturkan program strategis tersebut terkait dengan pengembangan infrastruktur.
"Dari beberapa program strategis yang telah dirumuskan, tiga diantaranya siap diimplementasikan mulai kuartal I tahun mendatang," ucap Dharma.
Dharma menjelaskan, rencana strategis KSEI pertama yang akan diimplementasikan tahun depan adalah platform administrasi prinsip mengenal nasabah. Dharma memastikam KSEI telah mengembangkan platform untuk layanan administrasi prinsip mengenali nasabah yang diberi nama centralized investor data management system (CORES.KSEI).
Dengan CORES.KSEI, Dharma mengatakan KSEI pemakai jasa dan investor pasar modal dapat menggunakan platform terpusat untuk digitalisasi data dan dokumen KYC nasabah. Dengan begitu dapat dilakukan sharing data KYC pada proses pembukaan rekening berikutnya agar lebih efisien dan tidak diperlukan proses berulang.
“KSEI berharap platform CORES.KSEI dapat mendukung akselerasi pendalaman pasar melalui kemudahan proses consumer due diligence di sisi Penyedia Jasa Keuangan dan nasabah sehingga jumlah investor di pasar modal dapat tumbuh lebih cepat melalui platform yang berbasis elektronik dan fintech," ungkap Dharma.
Dharma menambahkan, KSEI telah siap untuk merealisasikan pengembangan terkait alternatif penyimpanan dana nasabah pada Sub Rekening Efek (SRE) dan Invesor Fund Unit Account (IFUA). SRE maupun IFUA merupakan rekening yang digunakan untuk proses transaksi di pasar modal yaitu SRE untuk instrumen efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang serta IFUA untuk instrumen reksa dana.
"Pemanfaatan SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah pasar modal ini bertujuan untuk memudahkan investor khususnya individu, mulai dari pembukaan rekening investasi, saat melakukan transaksi hingga penyelesaian transaksi," jelas Dharma.
Dharma memastikan SRE dan IFUA sebagai alternatif penyimpanan dana nasabah dapat menjadi pilihan bagi investor. Khususnya untuk menyimpan dana yang digunakan untuk transaksi pasar modal selain Rekening Dana Nasabah (RDN) yang saat ini diterapkan.