Senin 11 Dec 2023 12:28 WIB

Tekanan Inflasi Januari-April 2024 Diproyeksikan Meningkat

Hal itu seiring dengan periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri pada 2024.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI).
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Layar menampilkan logo Bank Indonesia (BI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan hasil survei penjualan eceran November 2023. Dalam survei tersebut, dilaporkan tekanan inflasi pada Januari dan April 2024 diproyeksikan akan meningkat. 

“Hal ini diindikasikan oleh indeks ekspektasi harga umum (IEH) Januari dan April 2024 masing-masing sebesar 133,1 dan 137,8, lebih tinggi daripada IEH bulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 131,2 dan 133,0,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (11/12/2023). 

Baca Juga

Responden menginformasikan bahwa peningkatan harga IEH April 2024 didorong oleh kenaikan harga. Hal itu seiring dengan periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri pada 2024. Sementara itu, Erwin menjelaskan, kinerja penjualan eceran pada November 2023 diproyeksikan meningkat. Hal tersebut tecermin dari indeks penjualan riil (IPR) November sebesar 209,4 atau tumbuh 2,9 persen secara tahunan. 

Dia menjelaskan, peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya, subkelompok sandang, serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh 0,9 persen secara bulanan yang didorong oleh peningkatan kelompok perengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok suku cadang dan aksesori. 

Sementara itu, beberapa kelompok tetap tumbuh positif meski melambat antara lain kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau seiring dengan cuaca yang kurang mendukung.

Pada Oktober 2023, IPR tercatat sebesar 207,5 atau secara tahunan tumbuh 2,4 persen secara tahunan. “Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya,” ujar Erwin. 

Secara bulanan, penjualan eceran meningkat 3,2 persen secara bulanan setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi. Peningkatan kinerja penjualan eceran tersebut terutama terjadi pada kelompok peralatan informasi dan komunikasi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok bahan bakar kendaraan bermotor didorong oleh permintaan dalam negeri, persiapan hari besar keagamaan nasional (HBKN) Natal, libur akhir tahun, serta kelancaran distribusi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement