Kamis 07 Dec 2023 17:47 WIB

Bahlil: Groundbreaking Investor Asing di IKN Berlangsung pada 2024

Bahlil meyakinkan investasi asing UEA, China, dan Korsel sudah masuk IKN.

Tangkapan layar Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil  Lahadalia menjelaskan mengenai arah dan kebijakan investasi di Indonesia serta daya tariknya dalam webinar Indef, Rabu (8/2/2023).
Foto: dok Republika
Tangkapan layar Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan mengenai arah dan kebijakan investasi di Indonesia serta daya tariknya dalam webinar Indef, Rabu (8/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara untuk investasi asing akan dilakukan pada 2024.

Bahlil mengatakan groundbreaking investor asing akan berlangsung usai diselenggarakannya Upacara Kemerdekaan pada 17 Agustus 2024 di IKN atau setelah pembangunan tahap pertama selesai. "Setelah tahap pertama ini selesai, habis itu tahap kedua. Setelah kita upacara di 17 Agustus, tapi tanahnya sudah di-clear-kan," ujar Bahlil saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/12/2023).

Baca Juga

Bahlil juga menegaskan, investasi di IKN diprioritaskan untuk pengusaha dalam negeri. Ia membantah bahwa investor asing enggan untuk berinvestasi di IKN. Menurut Bahlil, pemerintah telah menetapkan klaster-klaster untuk para penanam modal.

"Bukan enggak ada yang masuk (investor asing), harus diingat, sudah ada yang masuk. Tapi, saya diperintahkan Presiden untuk di klaster A memprioritaskan kepada pengusaha dalam negeri, agar tempat premium itu dikuasai oleh anak-anak negeri sendiri," kata dia.

Meski belum bisa menyebut total investasi asing yang masuk ke IKN, Bahlil menyampaikan bahwa beberapa negara yang sudah menanamkan modalnya adalah Uni Emirat Arab, China, dan Korea Selatan.

Sebelumnya, Bahlil melakukan kunjungan ke China untuk mempromosikan IKN pada akhir November lalu. Ia menyebut kebutuhan investasi di IKN sebesar 32 miliar dolar AS untuk pembangunan infrastruktur, properti, dan energi terbarukan.

Menurutnya, angka tersebut merupakan potensi besar bagi investor untuk dapat memanfaatkan peluang tersebut.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement