REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 11 triliun pada periode kuartal I-III 2023, meningkat 7,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan yang dirilis Kamis (30/11/2023), total pendapatan itu disumbang dari kinerja pendapatan tol sebesar Rp 9,8 triliun atau meningkat 5,1 persen dari periode sama tahun 2022. Adapun sisanya disumbang dari kontribusi kinerja pendapatan usaha lain sebesar Rp 1,2 triliun atau naik 34,8 persen.
Sementara itu, laba bersih tercatat Rp 5,97 triliun. Di mana, sebesar Rp 4,1 trilliun merupakan dampak dari pemenuhan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 22 tentang kombinasi bisnis sehubungan konsolidasi kembali PT Jasamarga Semarang Batang (JSB), PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN), dan PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) melalui akuisisi saham PT Lintas Marga Jawa (LMJ) oleh PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada Juli 2023.
Realisasi EBITDA perseroan juga meningkat, yaitu mencapai Rp 6,8 triliun, meningkat 5,7 persen dengan realisasi EBITDA margin mencapai level 62,1 persen.
Ini dicapai di tengah pengoperasian ruas-ruas jalan tol baru dan peningkatan mobilisasi masyarakat yang menjadi katalis positif atas kenaikan volume lalu lintas perseroan. Adapun, total aset perseroan sebesar Rp124,9 triliun.
“Hingga Kuartal III 2023, perseroan masih memegang posisi market leader di industri jalan tol dengan total panjang jalan tol Jasa Marga Group yang telah beroperasi sepanjang 1.260 km yang merepresentasikan 48 persen panjang jalan tol beroperasi di seluruh Indonesia,” kata Sekretaris Perusahaan Jasa Marga, Lisye Octaviana, Kamis (30/11/2023).
Lisye menambahkan, hingga saat ini total konsesi jalan tol yang dimiliki oleh perseroan di periode yang sama adalah sepanjang 1.736 km di seluruh Indonesia. Jumlah konsesi ini termasuk penambahan konsesi terbaru yang diperoleh perseroan, yaitu Jalan Tol Akses Patimban sepanjang 37,05 km yang dikelola oleh PT Jasamarga Akses Patimban.