REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data pasar menunjukkan bahwa investor menarik sebanyak 956 juta dolar AS (sekitar Rp 15 triliun) dari bursa kripto Binance selama 24 jam terakhir. Penarikan dana itu terjadi setelah CEO Binance, Changpeng Zhao, mengundurkan diri.
Zhao melalui akun X mengakui kesalahannya. "Saya melakukan kesalahan dan saya harus bertanggung jawab," tulis dia.
Zhao menghadapi hukuman penjara setelah mengaku bersalah setelah hasil penyelidikan menunjukkan bukti pidana pelanggaran peraturan antipencucian uang selama bertahun-tahun.
Seperti dilansir dari laman Reuters, Jumat (24/11/2023), sebagai lembaga, Binance juga dinyakan bersalah oleh pengadilan dan setuju akan membayar 4,3 miliar dolar AS (sekitar Rp 67 triliun) sebagai restitusi kepada otoritas AS. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai masa depan bursa kripto terbesar di dunia itu. Menguasai dua pertiga pangsa pasar kripto, skandal Binance menjadi pukulan bagi industri kripto.
Zhao telah digantikan oleh Richard Teng, seorang eksekutif senior Binance yang bergabung pada 2021.
Selain denda, berdasarkan aturan Federal, putusan pengadilan menetapkan penjara 18 bulan penjara terhadap Zhao.
Meski begitu, kemelut Binance belum usai. "Binance belum sepenuhnya keluar dari permasalahan. Gugatan perdata yang sedang berlangsung dengan SEC masih menjadi kekhawatiran bagi bursa, yang kemungkinan akan mengakibatkan denda lebih lanjut," tulis Robert Le, seorang analis kripto di perusahaan data PitchBook.
Data dari platform analitik kripto Nansen, yang tidak mencakup aliran bitcoin, mengisyaratkan beberapa investor yang terguncang oleh berita tersebut, menarik 956 juta dolar AS dari Binance. Namun, arus keluarnya kecil dibandingkan dengan lebih dari 65 miliar dolar AS aset yang tersisa Binance.
Di tengah upaya untuk mendominasi pasar, Binance menghindari pemeriksaan penting yang disebut Zhao akan mematikan pelanggan. Binance mangkir melaporkan lebih dari 100.000 transaksi mencurigakan, termasuk dengan organisasi yang disebut otoritas AS sebagai kelompok teroris seperti kelompok militan Palestina, Hamas. Binance juga dituduh tidak pernah melaporkan transaksi terkait laman yang menjual materi pelecehan seksual terhadap anak.
Binance tidak segera menanggapi permintaan komentar, tetapi mengatakan pihaknya telah bekerja keras untuk membuat Binance lebih aman dan bahkan lebih terjamin. Pengacara Zhao pun tidak menanggapi permintaan komentar.