REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan mendapat respons positif dari pasar. Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun kembali berlanjut.
IHSG pagi ini dibuka naik hingga mencapai level 7.049,54 setelah kemarin ditutup menguat tajam sebesar 1,41 persen. Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, memproyeksi penguatan IHSG akan terbatas.
"Hari ini IHSG diprediksi variatif dalam rentang 6.960-7.020," kata Ratih dalam ulasannya, Jumat (24/11/2023).
BI pada November 2023 kembali mempertahankan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level enam persen. Suku bunga Deposit Facility tercatat 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Kebijakan tersebut berfungsi menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mencegah inflasi barang impor. Di sisi lain, meskipun di era suku bunga tinggi, permintaan kredit perbankan tetap terakselerasi 8,99 persen yoy pada Oktober 2023, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 8,96 persen yoy.
Solidnya penyaluran kredit mencerminkan sektor industri dan konsumsi resilient akibat ditopang oleh kebijakan fiskal dalam menjaga stabilitas serta pertumbuhan ekonomi domestik.
Dari Mancanegara, data awal PMI manufaktur versi Hamburg Commercial Bank (HCOB) di kawasan Eropa pada November 2023 masih terkontraksi sebesar 43,8. Angka ini masih lebih tinggi dari Oktober sebesar 43,1.
Sejalan dengan hasil tersebut, rilis awal PMI manufaktur Inggris menurut S&P Global juga mengalami perbaikan di level 46,7. Posisi tersebut lebih tinggi dari Oktober 2023 sebesar 44,8.
Dari Asia, Badan Pusat Statistik Singapura melaporkan tingkat inflasi tahunan pada Oktober 2023 tumbuh 4,7 persen, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 4,1 persen sekaligus menjadi yang tertinggi sejak Mei 2023. Meningkatnya inflasi tahunan didorong oleh sektor, perumahan, transportasi dan tempat wisata.