Kamis 23 Nov 2023 19:56 WIB

Siap-Siap, IHSG Diproyeksi Tembus 8.000 Tahun Depan

Tren higher for longer disebut akan mulai selesai pada kuartal II 2024 sekitar Mei.

Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Karyawan beraktivitas di dekat layar yang menampilkan indeks harga saham gabungan (IHSG) di kantor PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Research & Investment Connoisseur PT Moduit Digital Indonesia (Moduit) Manuel Adhy Purwanto memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 8.000 pada 2024 mendatang di tengah proyeksi perlambatan ekonomi global.

Ia memperkirakan tren suku bunga tinggi untuk waktu lama alias higher for longer akan mulai selesai pada kuartal II 2024 sekitar Mei. Kondidi itu dapat menyebabkan pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang negara lain, katanya dalam acara "Market Update Peluang Investasi Menjelang Pilpres 2024" di Jakarta, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga

Ia melanjutkan, pelemahan dolar AS akan membuat investor mencari pasar-pasar potensial khususnya di kawasan Asia, termasuk Indonesia. "Kalaupun pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi hanya berkisar 4,9 persen hingga 5 persen, angka itu sudah cukup menarik bagi investor asing," ujar Manuel.

Ia menganggap Bank Indonesia (BI) telah cukup berhasil menjaga posisi nilai tukar rupiah dengan keputusan mengerek suku bunga ke level 6 persen, serta menerbitkan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) untuk menambah cadangan devisa (cadev) . Di sisi lain, Manuel mengatakan momentum Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 akan berpengaruh cenderung kecil dibandingkan sentimen dari global, khususnya arah suku bunga bank sentral AS The Fed.

Namun demikian, Ia mengingatkan secara historis IHSG terpantau naik saat periode Pemilu, di antaranya naik 17,60 persen (yoy) pada Pemilu 2014, dan naik 4,60 persen (yoy) pada Pemilu 2019. Selain itu, momentum windows dressing pada akhir tahun juga dapat mengerek pergerakan IHSG, dimana dalam kurun waktu 10 tahun terakhir IHSG hanya gagal naik pada Desember 2022 lalu.

International Monetary Fund (IMF) memperkirakan perekonomian global hanya akan tumbuh 2,9 persen pada 2024, atau lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada 2023 yang sebesar 3 persen.

 

 

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement