REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan pada nilai-nilai, budaya kerja, strategi perusahaan, kebijakan operasional, serta sistem dan prosedur operasional perseroan.
Direktur Risk Management BNI David Pirzada mengatakan BNI telah menyalurkan pembiayaan pada Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sebesar Rp 178,9 triliun hingga September 2023.
"Porsi pembiayaan tersebut mencapai 27 persen dari total portofolio kredit BNI," kata David saat paparan kinerja kuartal III 2023, Selasa (31/10/2023).
Sustainable Portfolio ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat melalui pembiayaan segmen UMKM sebesar Rp 118,3 triliun, pengelolaan bisnis ramah lingkungan dan sumber daya alam hayati sebesar Rp 21,5 triliun.
Selain itu, pembiayaan untuk sektor energi baru dan terbarukan mencapai sebesar Rp 10,1 triliun, lalu pembiayaan untuk pencegahan polusi sebesar Rp 3,7 triliun, serta Sustainable Portfolio lainnya sebesar Rp 25,3 triliun.
Selain aktif dalam pembiayaan Sustainable Portfolio, Perseroan juga bekerjasama dengan beberapa korporasi dalam program Sustainability Linked Loan (SLL) yang digunakan untuk investasi bisnis keberlanjutan dan mendorong debitur guna menerapkan prinsip bisnis berkelanjutan. Hingga kuartal ketiga 2023, Portfolio SLL telah mencapai Rp 4,7 triliun.
"Tentunya, kami pun menawarkan pricing yang menarik sebagai insentif bagi debitur dalam rangka meningkatkan pencapaian aspek ESG dalam bisnis usaha mereka sesuai jangka waktu yang telah disepakati. Kami ingin terus meningkatkan inisiatif tersebut agar menjadi bank dengan praktik ESG terbaik di Indonesia," kata David.