Kamis 19 Oct 2023 07:06 WIB

Literasi Keuangan Masyarakat Desa Baru 48,43 Persen

Wilayah perkotaan literasinya mencapai 50,52 persen dan inklusinya 86,73 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
 Magister Ekonomi Syariah Unisba mengadakan program pengabdian kepada masyarakat terkait literasi keuangan dan koperasi syariah di salah satu desa berdaya Rumah Zakat, yakni desa Mekarwangi, Lembang, Bandung.
Foto: Unisba
Magister Ekonomi Syariah Unisba mengadakan program pengabdian kepada masyarakat terkait literasi keuangan dan koperasi syariah di salah satu desa berdaya Rumah Zakat, yakni desa Mekarwangi, Lembang, Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan masyarakat pedesaan baru mencapai 48,43 persen dan inklusinya 82,69 persen. Angka tersebut masih di bawah jika dibandingkan wilayah perkotaan yang literasinya mencapai 50,52 persen dan inklusinya 86,73 persen.

"Hal ini menjadi salah satu faktor pendorong dilaksanakannya kegiatan Festival Budaya Desa Ekosistem Keuangan Inklusif untuk melakukan perluasan inklusi keuangan masyarakat terutama di perdesaan serta meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi  desa," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (18/10/2023).

Agusman memastikan OJK bersama seluruh pemangku kepentingan terus meningkatkan inklusi keuangan masyarakat terutama di pedesaan. Peningjatan inklusi keuangan di pedesaan penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian ekonomi desa.

"Kami optimistis dengan semangat kolaborasi mencari solusi terbaik demi kemakmuran masyarakat, OJK, Bank Indonesia, pemerintah daerah, industri jasa keuangan dan seluruh pemangku kepentingan lainnya dapat mengakselerasi pemulihan ekonomi dari pendemi Covid-19 serta meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat," ungkap Agusman.

Dia menjelaskan, dalam rangka Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023, Kantor OJK Purwokerto bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kabupaten Banyumas mengadakan kegiatan Edukasi Keuangan Festival Budaya di Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) Desa Pekunden, Banyumas, Jawa Tengah, Selasa. Desa Pekunden merupakan pilot project pelaksanaan Program Desa Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) Kantor OJK Purwokerto dan dan telah meraih Juara 2 Kategori Desa Wisata Rintisan di ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI)  2023 dengan potensi wisata dan UMKM yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat sekitar.

Agusman menyampaikan bulan inklusi keuangan yang digelar setiap Oktober sejak 2016 dilaksanakan untuk mendukung Pemerintah dalam mencapai target inklusi keuangan 90 persen pada 2024. Bulan Inklusi Keuangan 2023 mengambil tema Akses Keuangan Merata, Masyarakat Sejahtera.

Agusman memastikan OJK bersama seluruh pemangku kepentingan secara masif akan selalu berkontribusi untuk terus meningkatkan akses keuangan. Khususnya masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia terutama di wilayah perdesaan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Banyumas, Junaidi mengapresiasi penyelenggaraan kegiatan tersebut yang merupakan media edukasi mengenai pentingnya inklusi keuangan melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan sektor swasta. “Melalui kegiatan ini kita ingin mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih memahami dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang tersedia mulai dari tabungan, asuransi hingga investasi, semuanya dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat,” ungkap Junaidi.

Festival Budaya Desa EKI Pekunden yang merupakan Kegiatan Puncak BIK Tahun 2023 di Banyumas, menyinergikan peran para pemangku kepentingan di daerah seperti pemda, Kemenparekraf, Kemendes, OJK  dan Bank Indonesia dengan berbagai layanan dan produk lembaga jasa keuangan seperti akses permodalan, produk simpanan, asuransi, investasi dan digitalisasi UMKM. Selain itu, dilaksanakan pengoptimalan potensi yang ada di perdesaan yaitu dengan memberikan edukasi non keuangan seperti pembukuan sederhana, pengelolaan sampah, digital marketing, dan packaging. Rahayu Subekti

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement