REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan Internet of Things (IoT) bisa menjadi solusi bagi industri jasa keuangan. Meskipun banyak memberikan kemudahan, bukan berarti penggunaan teknologi IoT minim dari risiko.
"Di balik berbagai manfaat yang ditawarkan terdapat juga tantangan yang harus dihadapi oleh industri jasa keuangan dalam memanfaatkan teknologi IOT ini," kata kata Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi dalam webinar OJK Institute, Kamis (14/9/2023).
Hal pertama yang perlu diantisipasi yakni aspek keamanan dan privasi data. Hasan menuturkan, industri jasa keuangan wajib memastikan langkah dan prosedur pengamanan data yang tepat demi membangun kepercayaan dan melindungi informasi konsumen.
Lalu kedua yakni adanya potensi risiko siber. Hasan menegaskan, industri jasa keuangan perlu memiliki kerangka manajemen dan mitigasi risiko siber sebagai langkah antisipasi maupun penanganan risiko yang ditimbulkan oleh ancaman siber.
"Insiden siber berpotensi meningkat seiring dengan pemanfaatan teknologi informasi pada skala yang lebih besar," ucap Hasan.
Hal ketiga yang perlu diwaspadai yaitu ketersediaan SDM yang memiliki kompetensi digital. Hasan menilai, tersedianya SDM industri jasa keuangan yang memiliki kompetensi digital menjadi faktor kunci dalam mengelola pemanfaatan IoT juga mengelola perangkat teknologi informasi pendukung sehingga dapat mendukung suksesnya transformasi digital di industri jasa keuangan.
Lalu hal keempat yang perlu diwaspadai, yaitu aspek integrasi sistem. Hasan menegaskan, proses integrasi perangkat IoT dengan sistem lama tidak selalu berjalan dengan mudah karena diperlukan proses penyelarasan dan penyesuaian sistem.
"Oleh karena itu memastikan kompatibilitas hal yang penting agar proses transisi berjalan dengan baik dan IoT dapat dimanfaatkan secara penuh," ucap Hasan.
Hasan mengharapkan kehadiran teknologi IoT dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh setiap industri jasa keuangan. Menurutnya, hal tersebut harus dibarengi dengan tetap memperhatikan kebutuhan, potensi risiko, kesiapan investasi infrastrukturnya, dukungan talenta digitalnya, serta kepatuhan pada peraturan regulator terkait penyelenggaraan teknologi informasi.
Dia memastikan, OJK senantiasa mendukung inovasi dan transformasi digital. Hal tersebut demi terciptanya ekosistem ekonomi digital yang semakin bertumbuh, kompetitif, dan kontributif.
Sebelumnya, Direktur Teknologi dan Operasi BNI Toto Prasetio menuturkan IoT menjadi solusi untuk industri perbankan. Toto mengatakan, industri perbankan memiliki banyak use case yang bisa diterapkan untuk meningkatkan pengalaman customer dan menurunkan risiko operasional kredit.
Toto menjelaskan, solusi IoT untuk nasabah menjadi bank harus membuat solusi spesifik untuk masing-masing industri. Toto menegaskan hasil implementasinya dapat menguntungkan bank menurunkan risiko kredit dan juga menguntungkan nasabah.
"Implementasi solusi IoT dalam berbagai penggunaan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan bank dan bisa memberikan dampak positif kepada perekonomian nasional," ucap Toto.