Jumat 08 Sep 2023 08:11 WIB

Indonesia Pasok 40 Persen Minyak Sawit Dunia, Kontribusi Ekspor Tembus Rp 600 Triliun

Minyak sawit masih menjadi minyak nabati paling produktif di dunia.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, dalam Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).
Foto: Republika/ Dedy Darmawan
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, dalam Indonesia Sustainibility Forum (ISF) di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Minyak sawit asal Indonesia hingga kini masih menjadi komoditas andalan Indonesia dalam menjadi kontributor utama ekspor nasional. Namun ke depan, selain untuk pangan, minyak sawit bakal memegang posisi lebih strategis sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor.

Chairman Sinar Mas Agribusiness & Food, Franky Oesman Widjaja, mengungkapkan minyak sawit saat ini telah menjadi kontributor utama ekspor Indonesia dengan kontribusi sekitar 40 miliar dolar AS atau setara Rp 600 triliun (kurs Rp 15 ribu per dolar AS) sepanjang tahun 2022.

Baca Juga

Franky mengatakan, hal itu bisa dicapai karena minyak sawit masih menjadi minyak nabati paling produktif di dunia. Franky menyampaikan, sawit mampu menghasilkan produksi lima hingga 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan minyak nabati lain yang ada.

“Hanya dengan luasan delapan persen dari total lahan yang digunakan untuk memproduksi minyak nabati, dapat memasok 40 persen dari kebutuhan minyak nabati dunia saat ini,” kata Franky dalam Indonesia Sustainability Forum (ISF) di Park Hyatt Jakarta, Kamis (7/9/2023).

Franky menyampaikan, pelaku usaha optimistis dengan pengembangan sawit ke depan. Salah satunya melalui program biodiesel 35 persen (B35) yakni kebijakan campuran 35 persen minyak sawit dan 65 persen solar. Adapun Franky menargetkan penyaluran hingga 3,15 juta kiloliter biodiesel di tahun ini.

Lebih jauh, selain untuk kendaraan bermotor, minyak sawit kini juga mulai diolah menjadi campuran bahan bakar pesawat namun tanpa mengesampingkan kebutuhan sawit untuk pangan.  

“Kita dapat melakukan hal yang sama di angkasa, seperti yang telah kita buktikan dengan sukses di daratan,” ujarnya.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menambahkan, pemerintah dan para pemangku kepentingan telah berhasil melakukan uji coba penerbangan menggunakan bahan bakar bioavtur J2,4 yang mengandung nabati 2,4 persen.

"Keberhasilan ini meningkatkan kepercayaan diri dan semangat kami untuk mendorong komersialisasi bioavtur. Uji coba penerbangan akan dilakukan pada pesawat komersial Boeing 737-800 dengan menggunakan bahan bakar J2,4," kata dia.

Keberhasilan program BBN di Indonesia, tambah dia, didukung oleh kecukupan stok, ketersediaan insentif, standar kualitas yang tinggi, uji coba yang komprehensif sebelum implementasi, pemantauan dan evaluasi berkala, serta sosialisasi yang masif untuk memastikan penerimaan para pemangku kepentingan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement