Kamis 03 Aug 2023 16:57 WIB

Infrastruktur Kawasan Industri Batang Ditargetkan Tuntas Akhir 2023 

Pembangunan sarana pendukung KIT Batang ditargetkan rampung akhir tahun ini.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
Foto udara rusunawa pekerja industri Batang di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (23/8/2022).
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Foto udara rusunawa pekerja industri Batang di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Selasa (23/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan seluruh pembangunan infrastruktur sarana pendukung Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, di Jawa Tengah rampung pada akhir tahun ini. Infrastruktur pendukung tersebut utamanya untuk mempermudah akses kawasan, pengelolaan sumber daya air, serta penyediaan hunian pekerja hingga pengolahan sampah. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, dalam proses pembangunan infrastruktur KIT Batang, Kementerian PUPR terus mengupayakan semaksimal mungkin dengan memanfaatkan tenaga kerja lokal dan produk dalam negeri. 

Baca Juga

“Pembangunan kawasan industri ini merupakan pola baru karena menggunakan tanah negara dan fasilitas disediakan pemerintah, seperti jalan, air, sanitasi, dan  perumahan sehingga investor yang datang hanya perlu membangun pabrik dan langsung beroperasi,” kata Basuki dalam keterangan resminya, dikutip Republika, Kamis (3/8/2023). 

Untuk mendukung konektivitas, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Tengah-DI Yogyakarta, Ditjen Bina Marga pada tahun 2020-2022 telah menyelesaikan pembangunan jalan kawasan dan akses menuju KIT Batang sepanjang 50,2 km dan 10 jembatan sepanjang 667 meter dengan total anggaran Rp 1,82 triliun. 

Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana juga membangun drainase utama (bendung) KIT Batang untuk mengendalikan banjir kawasan seluas 450 hektare. Pekerjaannya telah dimulai pada 2021 dengan biaya APBN senilai Rp 46 miliar.

Selain itu, Ditjen SDA juga membangun penyediaan air baku yang bersumber dari Sungai Urang paket satu dan dua berbentuk embung atau reservoir dengan kapasitas tampung sekitar satu juta meter kubik. 

Selanjutnya sumber air dari Bendung Sungai Urang dimanfaatkan untuk penyediaan air minum KIT Batang dengan membangun Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) yang dikerjakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Jawa Tengah, Ditjen Cipta Karya. Dukungan infrastruktur berupa pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 285 liter per detik, pekerjaan reservoir 4.500 meter kubik, jaringan perpipaan air minum, dan bangunan pendukung. 

Proyek ini mulai dikerjakan pada 2021-2023 dengan kontraktor PT Duta Rama-PT Gala Karya (KSO) dengan nilai kontrak sekitar Rp 166 miliar. Progres pekerjaan hingga Juni 2023 telah mencapai 86,7 persen dan ditargetkan selesai tahun ini. 

Selain penyediaan air minum, BPPW Jawa Tengah juga membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 18.000 meter kubik hari. IPAL KIT Batang terintegrasi dengan limbah domestik dari tenant yang telah dilakukan pretreatment dengan teknologi pengolahan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR).

Pembangunan IPAL dilengkapi dengan jaringan perpipaan sepanjang 18 km menggunakan pipa HDPE berdiameter 160-500 mm dan 14 titik wetpit untuk mengalirkan air limbah secara grafitasi ke IPAL. Pembangunan IPAL mulai dikerjakan dengan biaya APBN senilai Rp 344 miliar pada Desember 2021 dan progres saat ini sudah 80 persen.   

Infrastruktur bidang permukiman lainnya untuk mendukung pengembangan KIT Batang adalah pembangunan Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 140 ton per hari. Untuk mendukung kawasan Fase I seluas 450 hektare telah diselesaikan pembangunan 1 unit hanggar berkapasitas pengolahan 35 ton per hari beserta bangunan pendukung untuk mengolah sampah domestik dari tenant, rumah susun, dan lainnya. 

“Pengolahan di dalam TPST meliputi pengolahan organik menjadi kompos dan anorganik untuk didaur ulang. Pembangunan TPST ini sudah selesai, namun belum beroperasi karena belum ada aktivitas tenant di KIT Batang,” kata Kepala BPPW Jateng Kuswara. 

Kementerian PUPR juga menyediakan rumah susun (rusun) bagi pekerja sebanyak 10 tower. Pembangunan rusun ini telah selesai pada 2022 dengan biaya sekitar Rp 429,2 miliar dengan tipe barak setinggi lima lantai. Diharapkan dengan selesainya pembangunan rusun di lokasi yang dekat dengan tempat kerja dapat memberi nilai efisiensi tinggi bagi para pekerja di KIT Batang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement