Selasa 01 Aug 2023 17:16 WIB

Hasil IBS 2023: Indonesia Butuh Asosiasi atau Konsorsium Industri Baterai

NBRI gandeng asosiasi nikel gelar International battery Summit 2023

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
National Battery Research Institute (NBRI) bekerja sama dengan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Queen Mary University of London, Inggris, menggelar The International Battery Summit (IBS) 2023. Kegiatan tersebut mengumpulkan para pemain baterai di seluruh dunia dan diharapkan dapat memberikan luaran berupa peta jalan baterai di Indonesia.
Foto: Ronggo Astungkoro/Republika
National Battery Research Institute (NBRI) bekerja sama dengan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Queen Mary University of London, Inggris, menggelar The International Battery Summit (IBS) 2023. Kegiatan tersebut mengumpulkan para pemain baterai di seluruh dunia dan diharapkan dapat memberikan luaran berupa peta jalan baterai di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — National Battery Research Institute (NBRI) bekerja sama dengan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dan Queen Mary University of London, Inggris, menggelar ‘The International Battery Summit (IBS) 2023’. Kegiatan tersebut mengumpulkan para pemain baterai di seluruh dunia dan diharapkan dapat memberikan luaran berupa peta jalan baterai di Indonesia. 

“Summit ini mengumpulkan semua battery player dunia di Indoensia, tapi juga mempromosikan Indonesia di dunia. Kemudian juga kita nanti dari sini hasilnya kita berharap punya roadmap karena sudah tahu dari semua yang kumpul di sini,” ujar Pendiri NBRI, Evvy Kartini, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/8/2023).

IBS 2023 merupakan summit baterai internasional pertama di Indonesia. Acara itu bertujuan untuk mempertemukan pihak industri, pemerintahan, dan publik untuk mendiskusikan implementasi ekosistem baterai dan kendaraan listrik di Indonesia di masa depan. Kegiatan itu akan membahas topik utama mengenai proyek dan industri baterai terbaru di Indonesia dan internasional dari hulu, tengah, hingga hilir.

Selain itu, akan dibahas juga inovasi dan teknologi terbaru, kebijakan dan regulasi, standarisasi, serta langkah Indonesia menuju menjadi pemain utama dalam industri baterai dan kendaraan listrik global. Acara summit akan diselenggarakan dalam dua hari dengan total 16 sesi pemaparan yang diisi oleh para pihak industri dan pemegang kebijakan.

Untuk mendiskusikan topik-topik itu, IBS 2023 dihadiri oleh Pendiri NBRI, Pendiri Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia Moeldoko, dan narasumber-narasumber lainnya. Secara keseluruhan, summit itu dihadiri oleh 40 pembicara dari 10 negara, yakni Indonesia, Singapura, UK, USA, Australia, Korea Selatan, dan lain-lain.

Dalam setiap sesinya, kata Evvy, akan dibuka oleh pihak pemerintah untuk menjelaskan mengenai arahan dan kebijakan-kebijakan terkait baterai yang ada di Indonesia. Sejumlah pihak kementerian dan lembaga dijadwalkan hadir, di antaranya Kementerian ESDM, Kemenkomarves, BKPM, Kemenperin, Kemenhub, dan sebagainya.

“Mungkin kita nanti akan deklarasi Indonesia Batery Consortium atau Association. Karena di negara Asia lainnya sudah punya asosiasi semacam itu,” kata dia.

Bersamaan dengan IBS 2023, NBRI juga akan menyelenggarakan International Conference on Battery for Renewable Energy and Electric Vehicles (ICB-REV) & International Conference on Multidisciplinary Research and Technology (ICMRT) 2023

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement