Ahad 23 Jul 2023 18:35 WIB

Pakai Co-firing, PLN Turunkan Emisi Hingga 429 Ribu Ton CO2

PLN mencatat, penggunaan biomassa mampu menurunkan emisi PLTU.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ahmad Fikri Noor
PLTU PLN.
Foto: PLN.
PLTU PLN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT PLN (Persero) mencatat penggunaan biomassa sebagai substitusi batu bara di 40 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) atau co-firing tercatat mampu menurunkan emisi. Melalui teknologi co-firing, PLN Group telah mampu menurunkan emisi karbon hingga 429 ribu ton CO2 sepanjang semester I 2023. 

Dalam masa transisi energi, PLN menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai upaya menekan penggunaan batu bara. Co-firing adalah substitusi batu bara pada rasio tertentu dengan bahan biomassa seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit, dan serbuk gergaji. 

Baca Juga

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, co-firing ini dilakukan tak sekedar mengurangi emisi, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan. PLN mengajak masyarakat untuk terlibat aktif membuat bahan baku co-firing, mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga wilayahnya untuk dijadikan pellet.

“Kehadiran program ekonomi kerakyatan co-firing ini juga merupakan langkah nyata PLN menjawab persoalan global. Mewujudkan Indonesia yang bersih dan mandiri energi. Meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG),” ucapnya.

Secara kumulatif, pada semester I 2023, penggunaan biomassa mencapai angka 400 ribu ton dan akhir tahun ditargetkan mencapai 1 juta ton, lebih tinggi dari pada 2022 yakni 580 ribu ton. Begitu pula jika dilirik dari 2021 yang hanya 0,29 juta ton. Penggunaan biomassa ini akan terus bertumbuh hingga 10 juta ton pada tahun pada 2025.

Darmawan memerinci, penerapan co-firing di wilayah Sumatera dan Kalimantan (Sumkal) sebanyak 38.547 ton, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) 12.445 ton, dan Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) sebanyak 353.575 ton biomassa.

“Ke depan, PLN akan lebih trengginas lagi. Dari 40 PLTU yang sudah terealisasi, hingga akhir tahun ini kami akan menambah dua PLTU dan bertahap mencapai 52 PLTU di 2025 nanti. Sehingga, co-firing biomassa dapat menyumbang 12 persen dari total bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di 2025,” lanjut Darmawan.

Darmawan memaparkan, hingga 2025 mendatang, PLN telah merancang peta jalan nasional program co-firing. Untuk itu, pihaknya terus berupaya agar target dekarbonisasi sebesar 954 ribu ton CO2 pada tahun 2023 bisa tercapai.

“PLN terus berkomitmen mendukung upaya dekarbonisasi di Indonesia salah satunya dengan penerapan co-firing biomassa. Per semester 1 2023, PLN berhasil menurunkan sebanyak 429.470 ton emisi CO2, dan ini akan terus kita lanjutkan guna mencapai target jangka panjang pada 2060 Indonesia bebas emisi atau lebih cepat,” ujar Darmawan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement