Jumat 21 Jul 2023 14:18 WIB

RI Kantongi Rp 363,3 Triliun dari Investasi Asing, Ini Lima Negara Kontributor

BKPM optimistis investasi asing terus membaik ke depan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pada semester satu tahun ini Indonesia mengantongi investasi dari asing sebesar Rp 363,3 triliun.
Foto: Freepik
Ilustrasi investasi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pada semester satu tahun ini Indonesia mengantongi investasi dari asing sebesar Rp 363,3 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat pada semester satu tahun ini Indonesia mengantongi investasi dari asing sebesar Rp 363,3 triliun. Lima negara menjadi kontribusi terbesar dari realisasi investasi ini.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan, lima negara tersebut adalah Singapura dengan realisasi investasi 7,7 miliar dolar AS, China 3,8 miliar dolar AS, Hong Kong 3,5 miliar dolar AS, Jepang 2,0 miliar dolar AS, dan Amerika Serikat (AS) 1,6 miliar dolar AS.

Baca Juga

"Singapura ini sekali lagi saya tidak akan bosan. Ini bukan uang Singapura semua, tapi sebagai hub sebagian investasi ini orang Indonesia. Saya sudah ngomong investor Indonesia, kita belum punya financial center," kata Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (21/7/2023).

Oleh karena itu, dia mengatakan, BKPM bertekad membangun financial center di ibu kota negara (IKN) kelak. Bahlil juga optimistis iklim investasi Indonesia makin membaik ke depan. Hal ini dilihat dari pertumbuhan investasi asing yang terus mengalami kenaikan.

"Global sekalipun kita tahu semua belum dalam posisi yang normal, tapi kepercayaan global ke Pemerintah Indonesia itu cukup luar biasa," ujar Bahlil.

Lebih lanjut, realisasi investasi PMA berdasarkan sektor usaha, paling banyak berasal dari industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai 5,4 miliar dolar AS.

Kemudian, transportasi, gudang dan telekomunikasi senilai 3,2 miliar dolar AS, industri kimia dan farmasi senilai 2,3 miliar dolar AS, pertambangan senilai 2,2 miliar dolar AS, serta listrik, gas dan air sebesar 1,4 miliar dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement