REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, mengatakan PT Pupuk Kaltim bakal membangun pabrik pupuk di Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat dengan nilai investasi mencapai Rp 30 triliun. Proyek ini murni investasi bukan didanai dari APBN atau APBD.
Ia menjelaskan nilai investasi pembangunan pabrik pupuk tersebut menjadi yang terbesar di Tanah Papua. Oleh sebabnya, Presiden Jokowi berpesan agar masyarakat Kabupaten Fakfak berkontribusi dalam menyukseskan pembangunan pabrik pupuk.
"Pesan dari Pak Presiden agar investasi ini tolong dijaga baik-baik," ucap Bahlil dalam keterangan, Sabtu (15/7/2023).
Menurut dia, pembangunan pabrik pupuk dimulai dengan tahapan pemetaan lahan pada September 2023. Kemudian, diikuti pembangunan infrastruktur lainnya.
Kehadiran pabrik pupuk tersebut tidak hanya bermaksud untuk memenuhi permintaan pupuk di Indonesia bagian timur, melainkan berpotensi diekspor ke luar negeri seperti Australia atau negara lainnya.
"Pabrik pupuk yang akan dibangun, orientasinya tidak hanya penuhi kebutuhan dalam negeri," ucap dia.
Bahlil menjelaskan pembangunan pabrik pupuk di Fakfak mampu menyerap ribuan tenaga kerja sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), dan perekonomian masyarakat setempat.
Pembangunan pabrik pupuk itu seiring dengan upaya pemerintah pusat mengembangkan pertanian modern di seluruh Tanah Papua.
"Masa depan Indonesia itu adalah Papua. Dampaknya juga akan dirasakan oleh mama-mama yang jual ikan dan sayur di pasar," jelas dia.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengapresiasi upaya pemerintah pusat yang telah mendukung pembangunan pabrik pupuk di Fakfak. Ia menilai dukungan dari pemerintah pusat sangat tepat karena Indonesia timur belum memiliki pabrik pupuk untuk menjawab permintaan sektor pertanian dan perkebunan.
"Puji Tuhan, Indonesia timur nantinya bisa mengimbangi saudara-saudara yang ada di wilayah barat," kata Paulus Waterpauw.