REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong penerapan continue learning atau pembelajaran berkelanjutan. Hal ini untuk meningkatkan produktivitas pekerja.
"Dan bonus demografi ini untuk menentukan apakah negara kita, negara Indonesia ini mampu lepas dari jebakan negara menengah. Nah ini menjadi tantangan buat kita, makanya kita harus meningkatkan produktivitas dan kita harus melakukan continue learning atau belajar terus menerus," kata Menko Airlangga melalui keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).
Terkait hal itu, pemerintah berupaya menumbuhkan produktivitas tenaga kerja dengan meningkatkan kualitas para pekerja. Salah satunya melalui program Kartu Prakerja yang seluruhnya dilaksanakan secara digital.
Hal tersebut ia sampaikan dalam sambutannya saat membuka acara Kongres IX Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).
Selain itu, Menko Airlangga menjelaskan terkait dengan transisi energi dari energi berbasis fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT) yang akan banyak memiliki peluang pekerjaan. Antara lain pengembangan industri berbasis solar, pengembangan geothermal, pengembangan hydro energy, serta industri hijau (green energy).
Hal itu akan menjadi penting karena sektor energi hijau sangat berkaitan dengan para buruh. Lebih lanjut, ia mengapresiasi KSBSI atas suksesnya perhelatan G20 yang mana KSBSI berperan aktif dalam Labour20.
"Salah satu kebijakan lain yang dibuat Pemerintah yakni Proyek Strategis Nasional. Dan Proyek Strategis Nasional ini mempekerjakan banyak tenaga kerja. Nah ini yang terus kita dorong bahwa inti dari hampir seluruh program kerja Pemerintah adalah untuk mendorong penciptaan lapangan kerja," ujar Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
Adapun Menko Airlangga menjelaskan, kondisi endemi pasca-pandemi Covid-19 telah mempercepat perkembangan dan implementasi digitalisasi di segala bidang termasuk di sektor ketenagakerjaan. Banyak kegiatan industri yang sudah ter-otomatisasi berdampak pada turunnya permintaan pada pasar tenaga kerja.
Indonesia saat ini juga dihadapkan pada tantangan bonus demografi. Yakni, pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penduduk usia kerja akan mencapai 201 juta orang atau setara 68,1 persen dari jumlah penduduk.
Berbagai tantangan tersebut menunjukkan bahwa penyediaan lapangan kerja menjadi hal penting yang harus disiapkan. Tujuannya agar partisipasi angkatan kerja dapat terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk usia produktif.
"Nah bonus demografi ini hanya satu kali di dalam sejarah peradaban suatu bangsa. Dan bonus demografi ini untuk menentukan apakah negara kita, negara Indonesia ini mampu lepas dari jebakan negara menengah," tegasnya.